
Di tengah hiruk pikuk kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tren slow living mulai mendapat tempat di hati banyak orang. Konsep hidup ini mengajarkan kita untuk memperlambat ritme kehidupan, lebih menikmati momen kecil, dan menyeimbangkan antara pekerjaan dengan kebahagiaan pribadi. Banyak orang kini mencari tempat tinggal atau destinasi yang memungkinkan mereka menjalani hidup dengan lebih santai, damai, dan berkelanjutan. Indonesia, dengan keberagaman budaya dan alamnya, memiliki banyak kota yang cocok untuk gaya hidup seperti ini.
Berikut ini adalah 10 kota terbaik di Indonesia untuk menjalani gaya hidup slow living, tempat di mana waktu berjalan lebih lambat, udara lebih segar, dan kehidupan terasa lebih bermakna.
Ubud sering disebut sebagai jantung spiritual Bali. Dikelilingi oleh sawah hijau, sungai, dan hutan tropis, Ubud menjadi magnet bagi mereka yang ingin menjalani hidup yang lebih sadar dan selaras dengan alam. Banyak yang datang ke sini untuk healing, meditasi, atau sekadar menikmati suasana damai di kafe berkonsep eco-friendly.
Selain itu, komunitas digital nomad dan pekerja lepas juga tumbuh pesat di Ubud, menjadikannya tempat ideal bagi mereka yang ingin tetap produktif tanpa meninggalkan ketenangan. Dengan banyaknya yoga retreat, restoran organik, dan galeri seni, Ubud menawarkan keseimbangan antara spiritualitas dan kehidupan modern yang harmonis.
Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tapi juga kota yang penuh nilai budaya dan kesederhanaan. Warga Yogyakarta hidup dengan tempo yang lebih pelan dibandingkan kota besar lainnya. Mereka masih menjunjung tinggi guyub (kebersamaan) dan keikhlasan dalam keseharian.
Kehidupan di Yogyakarta terasa lebih tenang, dengan biaya hidup yang terjangkau dan akses mudah ke alam seperti Kaliurang atau Pantai Parangtritis. Sore hari bisa dihabiskan menikmati kopi di angkringan sambil berbincang santai, sebuah kemewahan sederhana yang sering hilang di kota metropolitan.
Terletak di dataran tinggi Jawa Timur, Malang menawarkan kesejukan udara dan keindahan alam yang membuat siapa pun betah berlama-lama. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan kebun apel yang asri, menjadikannya tempat sempurna untuk menjalani gaya hidup slow living.
Penduduk Malang dikenal ramah dan santun. Aktivitas di sini tidak seramai Surabaya atau Jakarta, namun tetap ada fasilitas lengkap seperti kampus, kafe, dan tempat wisata. Bagi yang ingin bekerja dari jarak jauh atau menikmati masa pensiun dengan tenang, Malang bisa menjadi pilihan ideal.
Meski Bandung dikenal sebagai kota besar, beberapa wilayahnya seperti Lembang, Dago Pakar, dan Punclut masih menyimpan ketenangan yang cocok untuk slow living. Di sini, udara pegunungan berpadu dengan budaya kreatif khas anak muda.
Kehidupan di Bandung bisa diatur dengan seimbang: pagi menikmati kopi di kafe kecil, siang bekerja di co-working space, dan sore bersantai menikmati matahari terbenam di dataran tinggi. Kota ini memadukan sisi modern dan alam secara harmonis, cocok untuk mereka yang ingin produktif tanpa kehilangan ketenangan batin.
Solo adalah kota yang mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa dengan sangat kuat. Slogan “Solo The Spirit of Java” bukan sekadar kata-kata; warganya benar-benar hidup dalam keseimbangan antara tradisi dan kehidupan modern.
Ritme hidup di Solo terasa lambat namun bermakna. Tidak banyak kemacetan, biaya hidup relatif rendah, dan masyarakatnya sangat ramah. Di sela waktu, kamu bisa menikmati keraton, kuliner khas seperti tengkleng atau serabi, serta berbagai kegiatan budaya yang masih lestari. Solo cocok bagi mereka yang mendambakan hidup sederhana namun kaya akan pengalaman batin.
Bagi pencinta laut dan alam terbuka, Lombok adalah surga yang sempurna untuk slow living. Tidak sepadat Bali, pulau ini menawarkan pantai bersih, gunung megah, serta masyarakat lokal yang hangat.
Kamu bisa memulai hari dengan berjalan di tepi pantai, lalu menikmati sarapan dengan pemandangan Gunung Rinjani. Tidak ada terburu-buru di sini, semua berjalan dengan tenang dan alami. Banyak ekspatriat maupun warga lokal yang memilih Lombok sebagai tempat tinggal karena ritme hidupnya yang damai dan lingkungan yang masih alami.
Di jantung Sumatera Barat, Bukittinggi menawarkan perpaduan keindahan alam pegunungan dan nilai-nilai budaya Minangkabau yang kental. Suhu udaranya sejuk sepanjang tahun, dengan pemandangan lembah dan tebing yang menenangkan.
Kota ini cocok bagi mereka yang ingin menjauh dari kebisingan kota besar. Kehidupan di Bukittinggi terasa lambat, tetapi sarat makna, setiap pagi dimulai dengan udara segar dan senyum penduduk lokal yang ramah. Selain itu, pasar tradisional dan kuliner lokal menambah nuansa hidup yang hangat dan membumi.
Tana Toraja di Sulawesi Selatan dikenal karena budaya dan adatnya yang sangat unik. Warga di sini hidup dengan ritme yang mengikuti alam, bukan jam modern. Mereka masih menjaga hubungan erat dengan keluarga, komunitas, dan lingkungan sekitar.
Menjalani slow living di Toraja berarti belajar hidup dengan kesadaran penuh, menghargai setiap momen, bekerja secukupnya, dan menikmati hasil alam dengan rasa syukur. Lanskap pegunungannya yang hijau, udara segar, dan kehidupan tradisional menjadikan Toraja tempat ideal untuk merenung dan menemukan kedamaian.
Banyuwangi mungkin tidak sepopuler kota besar lainnya, namun pesonanya justru terletak pada keseimbangan antara kemajuan dan ketenangan. Kota di ujung timur Pulau Jawa ini dikelilingi pantai, gunung, dan taman nasional, menciptakan suasana hidup yang dekat dengan alam.
Warga Banyuwangi hidup dalam kesederhanaan, namun pemerintah daerahnya juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan. Bagi yang ingin bekerja jarak jauh sambil menikmati keindahan alam, Banyuwangi bisa menjadi rumah yang damai dan produktif.
Kupang di Nusa Tenggara Timur mungkin tidak banyak disebut, tapi kota ini memiliki daya tarik unik untuk mereka yang mencari ketenangan sejati. Laut biru yang jernih, pantai panjang tanpa keramaian, dan masyarakat yang ramah menjadikan Kupang tempat ideal untuk hidup dengan ritme pelan.
Biaya hidup di Kupang juga relatif rendah, dan konektivitas digital kini semakin baik. Banyak orang mulai melirik wilayah timur Indonesia ini untuk hidup lebih sederhana, terhubung dengan alam, dan jauh dari stres kota besar.
Gaya hidup slow living bukan berarti meninggalkan modernitas sepenuhnya. Ini adalah cara untuk menata ulang prioritas hidup, memilih kualitas dibanding kuantitas, ketenangan dibanding kesibukan tanpa arah. Sepuluh kota di atas menunjukkan bahwa Indonesia punya banyak tempat yang bisa menjadi pelarian dari hiruk-pikuk dunia modern, tanpa harus kehilangan kenyamanan dan produktivitas.
Hidup perlahan bukan berarti berhenti bergerak, melainkan bergerak dengan kesadaran. Menikmati secangkir kopi di teras rumah, berbincang dengan tetangga, atau sekadar berjalan di alam terbuka bisa menjadi bentuk kebahagiaan sejati yang tak ternilai.
Jika kamu mulai merasa jenuh dengan kehidupan cepat dan penuh tekanan di kota besar, mungkin saatnya mempertimbangkan slow living. Entah itu di Ubud yang spiritual, Yogyakarta yang hangat, atau Malang yang sejuk, setiap kota menawarkan versi ketenangan yang berbeda. Indonesia punya banyak tempat untuk menemukan keseimbangan antara bekerja, beristirahat, dan menikmati hidup.
Hidup tidak perlu terburu-buru. Kadang, yang kita butuhkan hanyalah memperlambat langkah, menarik napas dalam, dan menikmati perjalanan itu sendiri.
💡 Sudah siap hidup lebih tenang dan cerdas secara finansial? Mulailah langkah slow living kamu dengan memiliki Tabungan Online Simas Digi Bank Sinarmas. Simas Digi tak hanya memudahkan kamu dlaam menabung, namun juga bertransaksi, dan mencapai ketenangan finansial tanpa terburu-buru. Nikmati kemudahan buka tabungan online hanya dari genggamanmu di sini.
Date Create : 04/11/2025Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
per Nasabah per bank adalah Rp2 miliar.
Untuk mengetahui tingkat suku bunga penjaminan LPS dapat dilihat di sini
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.