Tren kejahatan siber atau cybercrime berupa pencurian data yang marak terjadi pada tahun 2021 diprediksi akan tetap berlangsung hingga tahun ini. Perusahaan layanan perlindungan data Acronis telah merilis laporan tahunan “Acronis Cyberthreats Report 2022” tentang ancaman cybercrime yang mungkin terjadi tahun ini. Apa aja sih bentuk cybercrime dan bagaimana mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini, yuk!
Phishing Masih Menjadi Ancaman Utama
Laporan Acronis menunjukkan, 94% malware dikirimkan melalui email untuk memancing penerima membuka lampiran atau link berbahaya. Jenis kejahatan yang dikenal dengan nama phising ini merupakan yang tertinggi bahkan sebelum pandemi. Kini, para penjahat phishing menyasar OAuth dan Multi-factor Authentication (MFA), seperti OTP dan password, untuk meng-hack akun. Agar lolos deteksi anti-phishing, mereka akan menggunakan pesan teks, aplikasi Slack, chat di Teams, dan lain-lain.
Serangan Ransomware
Serangan ransomware bersifat destruktif dan menyerang dengan cara mendapatkan akses ke bisnis dan kliennya. Sebagai contoh, Colonial Pipeline, operator jaringan BBM terbesar di Amerika, terpaksa membayar uang tebusan USD5 juta kepada pelaku cybercrime karena serangan ransomware yang mencuri hampir 100GB data dan pelaku mengancam menyebarkannya ke internet. Pakar cyber security Pratama Persadha menjelaskan, ancaman ransomware akan terus tumbuh. Diperkirakan, serangan ini akan meningkat pada industri krusial, seperti healthcare dan manufaktur.
Malware di Mata Uang Kripto
Acronis memprediksi serangan malware dan pencurian data akan meningkat, menyerang program inti cryptocurrency atau mata uang digital. Serangan pada aplikasi Web 3.0 di masa depan juga akan lebih sering terjadi, seperti serangan pinjaman kilat (flash loan) yang memungkinkan penjahat menguras jutaan dolar dari kumpulan kripto.
Hindari Serangan Cyber dengan Hanya Menggunakan Aplikasi yang Terlindungi
Ancaman cyber berdampak pada banyak negara termasuk Indonesia. Untuk itu, saatnya lebih waspada dengan memperhatikan aplikasi yang kamu instal di HP. Pastikan hanya menggunakan aplikasi atau tools yang memiliki keamanan berlapis. Contohnya, aplikasi SimobiPlus milik Bank Sinarmas. Aplikasi SimobiPlus terjamin keamanannya karena dilindungi keamanan F5.
F5 Device Integrity Checking (DIC) adalah fitur keamanan yang akan memonitor operating system/handset pengguna. Jika ada indikasi membahayakan, seperti rooted/jailbreak atau malware dari aplikasi yang di-download dari selain Play Store/App Store, akan otomatis nggak bisa digunakan. Jadi, tetap tenang saat transaksi melalui #SimobiPlus karena data pribadimu terlindungi dan di-download dari apps market legal.
Yuk download SimobiPlus sekarang!
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.