
Dalam dunia kerja, istilah-istilah seperti gaji nett, gross, dan gross up sering kali terdengar, namun masih banyak karyawan yang belum benar-benar memahami perbedaannya. Padahal, mengetahui jenis gaji sangat penting, terutama saat menandatangani kontrak kerja atau saat melakukan negosiasi gaji dengan perusahaan. Kesalahan dalam memahami istilah ini bisa menyebabkan ekspektasi yang tidak sesuai kenyataan, bahkan kekecewaan ketika menerima slip gaji pertama.
Agar kamu tidak bingung dan bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi, yuk kita bahas lebih dalam perbedaan ketiganya secara lengkap dan mudah dipahami!
Gaji gross adalah jumlah gaji kotor yang tercantum dalam kontrak kerja, sebelum dipotong pajak (PPh 21), BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, atau potongan lainnya. Ini adalah total penghasilan yang kamu terima dari perusahaan, termasuk gaji pokok dan tunjangan.
Contoh: Jika kamu menerima gaji gross Rp10.000.000, maka jumlah yang kamu terima di rekening setelah dipotong pajak dan iuran bisa sekitar Rp8.500.000, tergantung besaran potongan.
Banyak perusahaan menggunakan skema gross karena lebih transparan dan memudahkan proses penghitungan kewajiban pajak.
Berbeda dengan gross, gaji nett adalah jumlah bersih yang kamu terima setiap bulan. Artinya, semua potongan sudah ditanggung perusahaan. Jika disebutkan bahwa gajimu adalah Rp8.500.000 nett, maka itulah jumlah uang yang akan masuk ke rekeningmu tanpa pengurangan tambahan.
Skema nett biasanya lebih disukai oleh karyawan karena tidak perlu pusing menghitung potongan. Ini juga memberikan kepastian penghasilan bulanan.
Skema yang satu ini cukup unik, namun menawarkan keuntungan tersendiri. Gaji gross up adalah skema gaji yang menyerupai gaji gross, tetapi perusahaan menambahkan sejumlah uang untuk menutup pajak yang seharusnya dibayar karyawan.
Dengan skema ini, kamu tetap menerima gaji bersih seperti pada skema nett, tetapi di slip gaji akan terlihat bahwa kamu mendapat penghasilan lebih tinggi, dan ada potongan pajak yang “dibayar” oleh perusahaan untukmu.
Contoh: Jika gaji kamu seharusnya Rp10.000.000 nett, maka perusahaan akan mencantumkan penghasilan Rp11.500.000 gross, lalu memotong Rp1.500.000 sebagai pajak sehingga kamu tetap menerima Rp10.000.000 bersih.
Gross up banyak digunakan untuk transparansi sekaligus memberi kemudahan bagi karyawan.
Misalnya kamu menerima tawaran gaji Rp10 juta:
Gross: kamu akan menerima lebih sedikit dari Rp10 juta karena dipotong pajak.
Nett: kamu akan menerima Rp10 juta utuh, karena potongan ditanggung perusahaan.
Gross Up: kamu menerima Rp10 juta juga, tapi di slip gaji terlihat ada pemotongan pajak yang ditutup oleh perusahaan.
Setiap skema tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah perbandingan yang bisa membantu kamu menentukan mana yang paling sesuai untuk kebutuhanmu:
Keuntungan:
Transparan dan umum digunakan di banyak perusahaan.
Kamu tahu potongan apa saja yang berlaku dan bisa belajar mengelola slip gaji sendiri.
Berguna untuk kamu yang ingin menghitung kewajiban pajak dan kontribusi BPJS secara mandiri.
Kekurangan:
Jumlah yang diterima bisa berbeda setiap bulan tergantung potongan.
Butuh pemahaman lebih soal perpajakan dan iuran wajib.
Keuntungan:
Jumlah yang diterima sudah pasti, tidak berubah-ubah.
Tidak perlu memikirkan potongan, cocok untuk perencanaan keuangan pribadi.
Ideal untuk karyawan baru atau mereka yang belum familiar dengan sistem perpajakan.
Kekurangan:
Kurang transparan, karena kamu tidak tahu berapa besar pajak atau potongan yang sebenarnya dikenakan.
Perusahaan cenderung memberikan nominal kontrak lebih rendah dibanding gross.
Keuntungan:
Gabungan terbaik antara transparansi dan kenyamanan.
Slip gaji menunjukkan potongan dan nilai pajak yang dibayarkan.
Kamu tetap menerima jumlah bersih sesuai yang dijanjikan.
Kekurangan:
Tidak semua perusahaan menawarkan skema ini.
Kadang memerlukan penyesuaian tambahan dalam sistem penggajian perusahaan.
Tanyakan secara spesifik apakah gaji yang ditawarkan adalah nett, gross, atau gross up.
Minta simulasi slip gaji, agar kamu bisa melihat potongan apa saja yang berlaku.
Perhitungkan pengeluaran pribadi, dan sesuaikan dengan gaji bersih yang akan diterima.
Pahami kebijakan pajak dan BPJS di perusahaan yang kamu lamar.
Dengan memahami jenis gaji, kamu tidak hanya bisa lebih cermat saat negosiasi, tetapi juga bisa mengatur keuangan dengan lebih baik.
Gaji bukan hanya soal angka besar di kontrak kerja. Tanpa memahami jenis gaji nett, gross, atau gross up kamu bisa keliru memperkirakan penghasilan bulanan. Skema nett memberi kepastian, gross memberi transparansi, dan gross up menawarkan keseimbangan keduanya.
Kalau kamu ingin memaksimalkan pengelolaan gaji yang sudah kamu terima baik itu gaji nett, gross, maupun gross up mulailah selangkah demi selangkah dengan memilih produk simpanan yang aman, fleksibel, dan memberikan keuntungan optimal.
Bank Sinarmas menghadirkan Simas TARA, solusi tabungan berjangka yang membantu kamu menabung dengan disiplin sekaligus meraih imbal hasil menarik untuk mewujudkan rencana keuanganmu. Dengan setoran bulanan yang ringan dan pilihan jangka waktu yang beragam, kamu bisa menyesuaikan sesuai kemampuan dan tujuan finansialmu.
👉 Klik di sini untuk mengetahui lebih banyak tentang Simas TARA dari Bank Sinarmas
Rencanakan masa depanmu dari sekarang, karena gaji yang dikelola dengan baik adalah kunci menuju #FinansialLebihBaik!
Date Create : 23/07/2025Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
per Nasabah per bank adalah Rp2 miliar.
Untuk mengetahui tingkat suku bunga penjaminan LPS dapat dilihat di sini
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.