Sering dengar istilah sandwich generation? Istilah generasi sandwich diperkenalkan pertama kali oleh Dorothy A. Miller, profesor sekaligus direktur praktikum di Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat. Secara umum, generasi sandwich merujuk pada orang-orang dewasa yang menanggung 3 generasi, yaitu orang tua atau keluarga, diri sendiri, dan anaknya. Diibaratkan seperti sandwich, kita adalah daging di tengah yang dihimpit oleh roti bagian atas dan bawah.
3 Tipe Generasi Sandwich
Predikat generasi sandwich bisa ditujukan pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, yang berada di usia 30–40 tahun. Namun, ada juga yang bilang bahwa generasi ini ada di rentang usia 30–50 tahun. Meski begitu, setiap orang yang tergolong generasi sandwich dibagi jadi 3 kategori untuk menggambarkan besar tanggungan, yaitu:
1. Traditional sandwich generation
Mereka yang termasuk dalam kategori ini akan menanggung beban hidup pasangan, anak, dan orang tuanya. Tipe ini merupakan tipe umum dan sering dijadikan studi kasus financial planner.
2. Club sandwich generation
Jenis kedua dari sandwich generation ini menanggung beban yang lebih besar daripada tipe traditional. Soalnya, club sandwich generation menanggung beban keuangan keluarga di atas orang tuanya alias kakek-neneknya. Dengan demikian, bisa aja orang-orang club sandwich ini menanggung biaya hidup cucu-cucunya nanti. Umumnya, tipe generasi sandwich ini lahir di keluarga besar.
3. Open faced sandwich generation
Ibarat roti sandwich yang salah satu sisi rotinya terbuka, generasi open faced merupakan mereka yang sudah berkeluarga, tapi belum punya anak. Namun, mereka menanggung beban orang tua.
Sekilas, tipe ini memiliki beban keuangan yang lebih kecil dibandingkan 2 tipe sebelumnya. Sebab, mereka masih bisa mengantisipasi masalah keuangan yang mungkin muncul jika punya anak nanti.
Baik tipe traditional dan open faced sama-sama bisa memiliki beban extended, yakni bukan hanya menanggung beban orang tuanya, melainkan juga saudara-saudara kandung.
Tips Atur Keuangan untuk Generasi Sandwich
Itu tadi sekilas tentang generasi sandwich yang jadi topik fenomenal. Jika kamu termasuk kategori sandwich, mengatur keuangan bisa saja menyulitkan mengingat ada tanggungan finansial di luar diri sendiri. Namun, jangan khawatir. Kamu tetap bisa mencapai financial freedom dengan menerapkan beberapa tips berikut ini.
1. Kelola keuangan dengan baik
Cara pertama untuk keluar dari generasi sandwich adalah mengelola keuangan dengan baik. Mengelola keuangan memang nggak selalu mudah, tapi kamu harus tetap bisa merencanakannya dengan matang. .
Sebaiknya, mulailah dari cara paling simpel, yakni dengan mencatat semua pengeluaran setiap bulannya. Dari catatan ini, kamu akan tahu pengeluaran yang perlu dijadikan sebagai prioritas utama dalam perencanaan keuangan.
Prioritas yang sudah dibuat juga dapat kamu jadikan bahan pertimbangan saat memprediksi jumlah uang yang akan dikeluarkan bulan depan. Merencanakan dan memperkirakan budget sangat berguna supaya dana yang kamu siapkan cukup dan tidak memunculkan permasalahan baru di masa depan.
2. Hati-hati dengan utang
Jika selama ini kamu mengandalkan utang sebagai solusi keuangan sementara, ada baiknya mulai berhati-hati sekarang. Terutama utang untuk keperluan yang bersifat konsumtif.
Setelah mengelola pengeluaran dengan baik, selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah sebisa mungkin menghindari utang. Usahakan atur pola konsumtif. Mengutip Standard Media, utang merupakan salah satu penyebab utama yang membentuk sandwich generation. Banyak anak yang menanggung beban utang orang tuanya di masa lalu.
Jika tergoda untuk berutang, ingat saja bahwa keputusan untuk meminjam dan berutang bisa berdampak buruk pada keuangan jangka panjang.
3. Siapkan dana pensiun
Menyiapkan dana pensiun bisa jadi cara kamu selanjutnya untuk keluar dari sandwich generation. Dana pensiun hampir selalu jadi masalah bagi para sandwich generation. Namun, kamu bisa mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin untuk menghindarinya.
Ini bertujuan agar kamu tidak membebani generasi keturunanmu, seperti anak dan cucu. Menyiapkan dana pensiun juga bermanfaat untuk ketenangan di masa tua nanti.
Berapa nominal dana pensiun yang sebaiknya disiapkan? Tiap orang berbeda-beda. Idealnya, dana pensiun dihitung dengan jumlah biaya hidup selama sebulan dikali estimasi umur hidup. Misalkan, kamu ingin pensiun di usia 55 tahun dan memprediksi bisa hidup sampai 80 tahun dengan biaya hidup per bulan Rp7 juta. Maka dana pensiun yang disiapkan adalah (80-55) x 7 juta x 12 bulan = Rp2,1 miliar.
Besaran dana pensiun tergantung pada gaya hidup masing-masing. Namun, akan lebih baik jika dana pensiun yang kamu siapkan lebih besar daripada perhitungan perkiraan di atas.
4. Cari penghasilan tambahan
Ada berbagai peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mencari penghasilan tambahan. Salah satunya adalah dengan bekerja freelance saat weekend. Bidang atau jasa yang ingin kamu buka boleh disesuaikan dengan kemampuan yang sudah kamu kuasai di luar pekerjaan tetap.
Selain kerja sampingan, kamu juga bisa memanfaatkan aset berlebih yang kamu punya dan belum terpakai, misalnya tanah. Selagi belum terpakai, kamu mungkin bisa menyewakannya. Kamu pun akan mendapatkan penghasilan pasif.
5. Siapkan dana darurat
Manfaat dari mempersiapkan dana darurat dan asuransi akan sangat kamu rasakan di masa depan. Salah satu contoh permasalahan yang sering ditemui oleh generasi sandwich adalah saat orang tua sakit. Umumnya orang tua mereka tidak menyiapkan asuransi ataupun dana darurat di masa lalu.
Kalau kamu juga tidak memiliki asuransi dan dana darurat, kondisi ini akan menyebabkan masalah finansial seperti berutang, yang mungkin memberatkan anak dan cucumu di masa mendatang. Oleh sebab itu, tak ada salahnya untuk mempersiapkan keuangan yang lebih baik supaya nggak menyebabkan permasalahan finansial pada keturunan kamu di masa depan.
Dana darurat bisa dikumpulkan dengan cara menyisihkan 5% dari gaji bulanan atau mulai investasi. Reksadana merupakan investasi paling rendah risiko yang bisa kamu coba dengan modal yang relatif minim, mulai dari Rp100 ribu aja.
Investasi reksadana bisa jadi pilihan kamu yang tidak ingin terjebak pada kesulitan finansial di masa depan. Antisipasi ini terutama penting bagi sandwich generation yang menanggung keuangan beberapa pihak. Bingung mulai investasi dari mana? Mulai aja dari investasi reksadana Bank Sinarmas.
Sebagai pemula, rekomendasi investasi reksadana yang tepat adalah Danamas Rupiah Plus. Ini merupakan produk reksadana pasar uang yang bisa dibeli dengan modal Rp100 ribu tanpa biaya pembelian (subscription) dan penjualan (redemption). Investasi dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman.
Asyiknya, kini kamu bisa membeli, top up, dan menjual produk reksadana melalui SimobiPlus. Mudahnya pembelian reksadana melalui SimobiPlus dengan cara:
Sedangkan, untuk penjualan reksadana bisa kamu ikuti sebagai berikut:
Mudah ‘kan, cara investasi reksadana online via SimobiPlus? Harap ingat bahwa transaksi yang bisa dilakukan saat ini hanya Pembelian Unit Penyertaan (subscription), top up, dan penjualan kembali (redemption). Transaksi yang dapat dijalankan melalui SimobiPlus adalah transaksi dengan produk Reksa Dana yang sama atau produk Reksa Dana yang telah dimiliki oleh nasabah sebelumnya.
Reksa Dana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan.
Untuk mengetahui produk investasi reksadana Sinarmas apa saja yang bisa ditransaksikan via SimobiPlus, cek di sini. Tunggu apa lagi? Segera download SimobiPlus di Play Store, App Store, dan Huawei App Gallery untuk nikmati kemudahannya.
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.