
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi, dua instrumen yang paling sering menarik perhatian adalah reksa dana dan saham. Meski sering dibahas bersamaan, keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Kalau kamu baru mau mulai berinvestasi, sangat penting untuk memahami perbedaan keduanya. Salah pilih instrumen bisa membuat kamu frustasi di awal, padahal niatnya untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Jadi, mari kita bahas satu per satu, dengan penjelasan yang mudah dipahami dan relevan untuk kehidupan sehari-hari.
Reksa dana adalah jenis investasi kolektif, di mana dana dari banyak investor dihimpun dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau deposito, tergantung jenis reksa dana yang dipilih.
Jadi, kamu tidak perlu repot-repot memilih sendiri saham atau obligasi mana yang harus dibeli. Semua sudah diurus oleh pihak yang ahli di bidangnya. Inilah yang membuat reksa dana sangat cocok untuk investor pemula atau mereka yang tidak punya banyak waktu untuk memantau pasar.
Baca juga artikel menarik lainnya: Begini Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol
Saham, di sisi lain, adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham berarti kamu memiliki sebagian dari perusahaan tersebut, dengan potensi keuntungan dari dividen (pembagian keuntungan perusahaan) dan capital gain (kenaikan harga saham).
Tapi, karena harga saham bisa naik dan turun setiap hari, investasi ini membutuhkan pemahaman yang cukup baik tentang kondisi pasar, laporan keuangan perusahaan, serta faktor ekonomi dan politik yang memengaruhi harga saham.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini beberapa perbedaan utama antara reksa dana dan saham yang perlu kamu pertimbangkan:
Reksa dana: dikelola oleh manajer investasi.
Saham: kamu kelola dan pilih sendiri.
Reksa dana: tidak memerlukan pengetahuan teknis tinggi.
Saham: memerlukan analisis teknikal dan fundamental.
Reksa dana: relatif lebih stabil karena portofolio terdiversifikasi.
Saham: lebih tinggi karena risiko ditanggung individu.
Reksa dana: pasif, cocok untuk yang sibuk.
Saham: aktif, perlu pemantauan rutin.
Reksa dana: cocok untuk jangka menengah hingga panjang, dengan tujuan keuangan yang stabil.
Saham: cocok untuk jangka panjang dengan potensi keuntungan lebih besar, tapi juga risiko lebih tinggi.
Contoh Sederhana
Misalkan kamu ingin mulai investasi dengan dana Rp1.000.000.
Kalau kamu memilih reksa dana, dana tersebut akan langsung diinvestasikan ke berbagai instrumen secara otomatis oleh manajer investasi. Kamu bisa pantau kinerjanya lewat aplikasi atau laporan bulanan. Kamu tidak perlu mengecek harga pasar setiap hari.
Sedangkan kalau kamu memilih saham, kamu harus memutuskan sendiri perusahaan mana yang akan dibeli, kapan beli dan jual, serta siap mental melihat harga saham yang bisa naik-turun secara drastis dalam waktu singkat.
Jawabannya tergantung pada tujuan dan kesiapanmu. Kalau kamu:
Masih baru dalam dunia investasi
Tidak punya banyak waktu untuk analisis pasar
Menginginkan opsi yang stabil dan mudah diawasi
maka reksa dana adalah pilihan yang lebih aman dan praktis.
Tapi kalau kamu:
Punya minat besar terhadap ekonomi dan pasar modal
Siap belajar dan mencoba strategi investasi
Tangguh menghadapi risiko fluktuasi harga
maka saham bisa jadi pilihan menarik yang potensial memberi keuntungan lebih tinggi.
Dengan strategi campuran, kamu bisa menikmati keamanan dari reksa dana sekaligus potensi pertumbuhan dari saham. Banyak investor mengalokasikan dananya ke dua instrumen sekaligus. Misalnya, sebagian untuk reksa dana agar tetap stabil dan sebagian lagi untuk saham guna mengejar capital gain. Dengan strategi ini, kamu bisa mengatur risiko dan tetap mendapatkan peluang pertumbuhan nilai investasi.
Kenali profil risiko diri kamu: apakah kamu tipe konservatif, moderat, atau agresif?
Tentukan tujuan keuangan: untuk biaya pendidikan, dana pensiun, atau beli rumah?
Mulailah dengan jumlah kecil sambil belajar.
Gunakan aplikasi investasi yang legal dan terdaftar di OJK.
Jangan tergoda janji “cuan instan”.
Reksa dana dan saham punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang lebih baik secara mutlak, yang ada adalah mana yang lebih sesuai dengan gaya hidup, kemampuan finansial, dan tujuan keuangan kamu.
Yang paling penting, jangan menunda untuk mulai investasi. Semakin cepat kamu mulai, semakin besar potensi keuntungan yang bisa kamu raih. Reksa dana bisa jadi pintu masuk yang aman untuk mulai langkah membiasakan diri berinvestasi. Setelah itu, kamu bisa mulai bereksplorasi dengan saham saat sudah merasa siap.
Kalau kamu ingin mulai berinvestasi dengan cara yang mudah, praktis, dan aman, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan layanan Reksa Dana dari Bank Sinarmas. Melalui platform digital yang terintegrasi dan pilihan produk yang beragam, Bank Sinarmas siap membantumu mengambil langkah awal menuju kebebasan finansial untuk #FinansialLebihBaik.
👉Yuk, Pelajari investasi Reksa Dana Bank Sinarmas di sini!
Date Create : 23/07/2025Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
per Nasabah per bank adalah Rp2 miliar.
Untuk mengetahui tingkat suku bunga penjaminan LPS dapat dilihat di sini
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.