Investasi adalah langkah cerdas untuk membangun keuangan masa depan yang lebih baik. NamunTapi, ada banyak kesalahan yang sering dilakukan, terutama oleh investor pemula, yang justru membuat hasil investasi tidak maksimal. Jika kamu baru memulai perjalanan investasi, pastikan hindari kesalahan-kesalahan berikut agar tujuan finansialmu tercapai dengan optimal.
Dalam acara #FinansialLebihBaikTalks (FLB Talks) yang diselenggarakan pada kamis, 10 Oktober 2024 dengan tema Reksa dana - Kesalahan dalam Berinvestasi yang Sebaiknya Dihindari
1. Tidak Memahami Apa Itu Investasi
Banyak orang mulai berinvestasi tanpa benar-benar memahami dasar-dasar investasi. Mereka tergoda dengan cerita sukses orang lain atau janji keuntungan besar, tanpa mempertimbangkan risiko dan proses yang harus dilalui. Bu Poety selaku Investment Product Division Head menegaskan pentingnya memahami investasi sebelum memulai, “Kalau tidak punya pengetahuan yang cukup soal investasi, kemungkinan besar kamu akan salah ambil langkah. Sebaiknya pahami terlebih dahulu apa itu investasi, jenis-jenis instrumennya beserta plus minusnya, dan pahami profil risiko kamu.”
Dengan memahami berbagai jenis instrumen investasi seperti saham, obligasi, reksa dana, atau emas, kamu bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu. Edukasi ini adalah fondasi penting agar kamu tidak mudah terpengaruh dan tetap bisa mengontrol investasimu.
2. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi tanpa tujuan yang jelas dapat membuat perjalanan investasi jadi tidak terarah. Misalnya, jika tujuan investasimu adalah membeli rumah, produk investasi jangka panjang mungkin lebih cocok daripada instrumen jangka pendek. “Saat memulai investasi, kamu harus punya tujuan yang terarah sehingga kamu bisa menentukan instrumen yang cocok untuk berinvestasi,” ungkap Bu Poety.
Dengan tujuan yang jelas, kamu akan lebih mudah dalam menentukan berapa jumlah investasi yang harus disisihkan setiap bulan, durasi waktu investasi, dan instrumen yang tepat.
3. Fokus pada Jangka Pendek
Terlalu fokus pada hasil jangka pendek adalah kesalahan lain yang sering terjadi. Misalnya, menarik investasi hanya dalam satu atau dua bulan untuk menghindari kerugian sementara. Padahal, investasi butuh waktu untuk bertumbuh. “Banyak orang dalam waktu satu atau dua bulan sudah menarik investasinya. Padahal, untuk mendapatkan return yang optimal membutuhkan waktu investasi minimal tiga bulan, atau sesuai dengan produk yang kamu pilih,” jelas Bu Poety.
Investasi yang ideal biasanya dilakukan dalam jangka panjang. Semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar potensi keuntungan yang bisa didapatkan. Jika kamu berinvestasi untuk jangka panjang, kamu bisa lebih tenang dan tidak terburu-buru memantau fluktuasi pasar.
4. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau membagi investasi pada beberapa instrumen. Menaruh semua dana pada satu instrumen hanya akan meningkatkan risiko. Menurut Bu Poety, “Menginvestasikan semua dana pada satu instrumen dapat meningkatkan risiko, lho. Sebaiknya kamu melakukan diversifikasi aset dan membagi risiko ke berbagai instrumen.”
Contoh diversifikasi sederhana adalah membagi dana antara reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang. Dengan begitu, jika satu instrumen mengalami kerugian, ada instrumen lain yang mungkin menguntungkan. Diversifikasi ini membantu kamu mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar pada satu instrumen saja.
5. Tidak Memperhitungkan Risiko
Investasi selalu memiliki risiko, baik risiko kecil maupun besar. Sebelum memutuskan instrumen yang ingin dipilih, kamu harus benar-benar paham risiko yang ada. Jika kamu menginginkan keuntungan besar, biasanya risikonya juga tinggi. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuanmu dalam menanggung risiko agar tidak mudah panik saat terjadi fluktuasi.
6. Tidak Memiliki Kondisi Keuangan yang Sehat
Investasi membutuhkan kondisi keuangan yang stabil. Jika kamu masih memiliki banyak utang atau pengeluaran yang belum tertata, investasi bisa menjadi beban. Pastikan kamu memiliki tabungan darurat dan pengelolaan keuangan yang sehat sebelum memulai investasi. Dengan kondisi finansial yang stabil, kamu bisa lebih tenang dalam mengalokasikan dana untuk investasi.
7. Tidak Meminta Bantuan Ahli
Mengambil keputusan investasi sendiri memang baik, namun jika kamu masih baru, bantuan dari seorang ahli sangat dianjurkan. Bank Sinarmas menyediakan tenaga pemasar yang siap membantu kamu membangun hidup finansial yang lebih baik dengan investasi yang lebih terarah dan sesuai kebutuhan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli yang sudah berpengalaman agar bisa membimbingmu dalam memilih instrumen yang sesuai.
Berinvestasi Reksa Dana di Sinarmas untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Jika kamu ingin memulai investasi dengan risiko yang lebih terukur, reksa dana dari Bank Sinarmas bisa menjadi pilihan. Reksa dana cocok untuk kamu yang ingin investasi secara praktis tanpa harus memantau pasar setiap hari. Kamu cukup memilih produk yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko.
Reksa dana Bank Sinarmas dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman, sehingga kamu bisa lebih tenang dalam berinvestasi.
Ada beragam jenis reksa dana yang bisa kamu pilih, reksa dana pendapatan tetap, pasar uang, atau campuran sesuai dengan profil risiko.
Ditambah lagi, dengan aplikasi SimobiPlus, kamu bisa melakukan investasi reksa dana dengan lebih mudah di mana saja.
Ayo Investasi reksa dana di Bank Sinarmas dan bangun masa depan yang lebih terjamin! Dapatkan berbagai pilihan produk reksa dana yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan. Dengan diversifikasi di reksa dana, risiko bisa lebih terkendali, dan kamu pun tetap mendapatkan potensi keuntungan yang menarik.
Mulai langkah investasi yang cerdas sekarang dengan reksa dana dari Bank Sinarmas dan bangun hidup #FinansialLebihBaik!
Date Create : 06/11/2024© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.