Pada hari 15 pasca-Imlek, masyarakat Tionghoa akan merayakan Cap Go Meh. Istilah 'Cap Go Meh' sebenarnya hanya populer di Indonesia, berbeda dengan di Cina atau di negara barat. Cap Go Meh diserap dari Bahasa Hokkian. Cap berarti 'sepuluh', go 'lima', dan meh artinya 'malam'.
Cap Go Meh dirayakan di kelenteng atau wihara dengan melakukan kirab sambil menggotong Kio, usungan yang di dalamnya diletakkan arca para Dewa. Masyarakat juga menonton Tarian Barongsai dan Liong (naga), berkumpul untuk main permainan penuh teka-teki, dan makan onde-onde. Sepanjang perayaan akan diramaikan oleh kembang api dan petasan.
Di Jakarta, perayaan Cap Go Meh berpusat di wilayah Pecinan, salah satunya Glodok. Wilayah ini merupakan salah satu Pecinan paling terkenal di Jakarta, bahkan terbesar di Indonesia. Berencana merayakan Cap Go Meh di Pecinan Glodok? Jangan lupa mampir ke 5 tempat legendaris ini.
Petak Sembilan
Kalau ke Glodok untuk berwisata, belum lengkap tanpa mengunjungi Pasar Petak Sembilan. Kawasan ini merupakan Chinatown-nya Jakarta. Pasar Petak Sembilan dihiasi lampu lampion merah. Ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sini, mulai dari mengunjungi kelenteng tertua di Jakarta sampai dengan mencicipi aneka kuliner khas keturunan Tionghoa, seperti Bakmi Amoy di Gang Gloria.
Vihara Dharma Bhakti
Kim Tek Ie atau Vihara Dharma Bhakti adalah salah satu kelenteng tertua di Jakarta. Wihara ini ramai dikunjungi umat yang ingin beribadah dan pengunjung lain yang ingin mendapatkan lontong Cap Go Meh. Di samping Vihara Dharma Bhakti, ada Vihara Dharma Sakti yang kerap didatangi untuk meramal jodoh, karier, dan rezeki lewat lok tung (roh Dewa).
Gereja Santa Maria de Fatima
Gereja yang terletak 200 meter dari kawasan Glodok ini memiliki ornamen khas oriental. Bagian atap melengkung berjenis ian boe heng (ekor walet), pintu masuk dikawal sepasang patung singa yang memiliki lambang kemegahan bangsawan Cina. Karena Gereja Santa Maria de Fatima ini terletak di kawasan Pecinan, sebagian besar jemaatnya adalah etnis Tionghoa.
Candra Naya
Rumah Candra Naya dulunya adalah rumah seorang mayor bernama Khouw Kim An. Rumah dengan arsitektur Tionghoa ini semula terdapat tiga rumah, tapi hanya tinggal satu yang ditetapkan menjadi cagar budaya. Di kiri-kanan Rumah Candra Naya terdapat Kopi Oey dan Resto Fubar. Kamu bisa menikmati makanan sambil menikmati arsitektur kuno yang dirawat dengan baik.
Pantjoran Tea House
Pantjoran Tea House adalah salah satu kuliner Glodok yang menjadi ciri khas Pecinan di Jakarta. Kafe ini sudah berdiri sejak tahun 1635. Bangunannya masih mempertahankan bentuk asli dengan sambutan bahasa Mandarin di pintu masuk dan furnitur tempo dulu. Beberapa kuliner khas Tiongkok disajikan di sini dengan harga yang terjangkau, mulai dari hakau, siomay, lumpia, sampai dengan tahu.
Pesan Transportasi Online untuk Pergi ke Pecinan, Top-up Saldonya pakai SimobiPlus
Itu tadi 5 tempat di Pecinan Glodok yang wajib kamu kunjungi saat Cap Go Meh. Supaya makin seru, ajak bareng teman-teman atau orang kesayanganmu naik transportasi online Grab/GoJek. Pastikan kamu sudah top-up saldo via #SimobiPlus dari #BankSinarmas, biar bayarnya lebih gampang dan dapat promo.
Belum punya aplikasinya? Download aplikasinya di Play Store/App Store dan apply Tabungan Online Bank Sinarmas sekarang!
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.