Return investasi reksadana mungkin tidak begitu besar mengingat risikonya lebih rendah dibandingkan instrumen lain. Namun dengan tutorial yang tepat, reksadana bisa menjadi pendapatan pasifmu di masa depan.
Investasi reksadana adalah jenis yang paling banyak disarankan untuk investor pemula. Sebenarnya ada juga investasi berisiko rendah, yaitu deposito, tapi bunga reksadana relatif lebih tinggi. Nah, agar return yang didapat lebih maksimal, kamu harus tahu tutorial investasi reksadana ini.
Tips untuk Mulai Investasi Reksadana
1. Mulailah dengan nominal kecil
Reksadana adalah investasi yang berisiko sebab penurunan nilai bisa saja terjadi walaupun turun-naiknya nggak setajam saham. Jadi, jika kamu baru investasi reksadana, sangat disarankan untuk memulainya dengan nominal yang kecil. Misalnya, Rp100 ribu.
Meski nominalnya kecil, bukan berarti nggak ada return sama sekali. Karena nominal yang diinvestasikan sedikit, risiko yang ditanggung juga rendah. Disarankan juga untuk memilih investasi reksadana pasar uang yang berisiko paling rendah di antara jenis-jenis reksadana lainnya jika kamu baru mulai.
2. Riset tentang reksadana sebelum membeli
Reksadana tergolong sebagai jenis investasi yang paling mudah dikelola. Meski begitu, kalau mau menikmati return yang optimal, kamu tetap harus membekali diri dengan pengetahuan yang dibutuhkan sebelumnya.
Mulailah dari memahami apa itu reksadana, jenis-jenis dan karakteristiknya, lalu kembangkan pengetahuan kamu dengan informasi terkait reksadana. Misalnya, faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai reksadana pasar uang. Ada banyak cara untuk mempelajarinya, mulai dari membaca berita di platform online hingga belajar langsung dari investor reksadana.
3. Pilih reksadana yang sesuai
Agar imbal hasil investasi memenuhi tujuanmu, pilihlah produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan berinvestasi nantinya akan berhubungan langsung dengan jangka waktu yang diperlukan untuk mencapainya.
Investasi yang bertujuan mempersiapkan dana pendidikan ke S-2 tentu beda dengan investasi dana pensiun. Produk reksadana yang sebaiknya dipilih juga tidak bisa disamakan. Karena itu, pastikan untuk menentukan tujuan berinvestasi sebelum mulai membeli reksadana.
4. Baca isi portofolio reksadana
Investasi reksadana dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Jadi, sebelum mempercayakan dana investasimu kepada MI, kamu perlu tahu apa isi portofolionya. Selalu baca lembar prospektus dan laporan bulanan (fund fact sheet) reksadana sebelum membeli. Cari tahu juga rekam jejak MI selalu mengelola dana karena riwayat kinerja bisa memberi gambaran bagaimana MI mengelola dana nantinya.
5. Tingkatkan pengalaman
Untuk mengetahui produk mana yang sebaiknya dibeli, kamu harus mencoba cara investasi reksadana untuk pemula. Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui karakteristik dari produk reksadana, bukan sekadar membaca teori.
Kamu akan paham bagaimana memilih produk reksadana, komponen yang perlu dicermati sebelum membeli produk reksadana, hingga akhirnya membeli produk itu sendiri.
Return tahunan pada dasarnya adalah angka rata-rata. Jadi, sangat mungkin jika nilai produk reksadana meningkat di tahun tertentu, tapi turun drastis di tahun selanjutnya.
Jika baru mau mulai, lebih baik pilih investasi dengan risiko rendah, seperti reksadana pasar uang. Reksadana jenis ini cocok untuk diinvestasikan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Paling tidak, pada tahap awal ini kamu pelajari dulu perkembangan nilai reksadana tanpa mengharapkan imbal hasil yang maksimal. Begitu semakin mengenal investasi, kamu bisa coba reksadana lain yang berisiko sedang, seperti pendapatan tetap yang isi portofolionya obligasi. Reksadana ini cocok untuk investasi selama 1-3 tahun.
Hingga akhirnya, kamu semakin berpengalaman dan berani mengambil risiko tinggi dengan reksadana saham atau indeks saham.
Pastikan kamu menyisihkan sedikit penghasilan bulanan untuk investasi reksadana secara rutin. Porsinya disesuaikan sama kemampuan saja, misalnya 5% dari gaji.
6. Perhatikan biaya dalam berinvestasi
Jual beli reksadana nggak berbeda jauh seperti jual beli barang pada umumnya. Setiap produk reksadana yang dikelola penerbit memiliki harganya masing-masing. Tapi, saat membeli produk reksadana, perhatikan juga biaya-biayanya.
Paling tidak, ada tiga macam biaya yang selalu ada pada transaksi jual beli reksadana, antara lain biaya beli, biaya jual, dan biaya switching. Nominal biaya ini sangat bervariasi, tergantung jenis produk reksadana yang dibeli dan kebijakan dari penerbit reksadana.
Ada juga beberapa jenis dan produk reksadana yang bebas biaya beli dan jual, seperti reksadana pasar uang, ada juga yang setidaknya hanya akan dibebankan pada kondisi tertentu. Kalau bisa, carilah produk reksadana yang bebas biaya atau fee-nya rendah.
7. Minimalisir risiko dengan diversifikasi
Mau return investasi reksadana lebih optimal? Lakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah menempatkan dana investasi pada beberapa jenis dan produk reksadana yang berbeda. Misalnya, 80% untuk reksadana pasar uang dan 20% pada reksadana pendapatan tetap.
Prinsip “don’t put all your eggs in one basket” yang berlaku dalam investasi juga berlaku saat berinvestasi reksadana. Tujuannya adalah agar uang tidak disimpan dalam satu ‘keranjang’ yang berpotensi hilang semuanya saat terjadi kerugian.
Memilih aset reksadana yang berbeda itu penting mengingat nggak semua aset terdampak ketika nilainya turun. Saat nilai pasar uang naik, misalnya, nilai pendapatan tetap belum tentu ikut naik. Begitu pun yang terjadi saat nilainya turun. Saat salah satunya turun, kamu bisa tetap tenang.
Untuk melakukan diversifikasi, ada dua hal yang perlu kamu ketahui, yaitu tujuan dan profil risiko. Pertama, mengetahui tujuan investasi akan membantu menentukan pembagian reksadana yang tepat. Contoh: jika tujuannya untuk investasi jangka panjang, porsi reksadana saham akan lebih besar dibandingkan produk pasar uang dan pendapatan tetap. Sebaliknya, jika tujuannya jangka panjang, porsi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap akan lebih besar dibandingkan reksadana saham.
Lalu, profil risiko juga sangat menentukan pembagian investasi reksadana. Alasannya, setiap profil akan mengutamakan hal yang berbeda sehingga komposisi yang dipilih pun akan berbeda. Profil konservatif akan mengutamakan risiko naik-turun nilai yang rendah.
Beragam pilihan reksadana dari Bank Sinarmas merupakan produk yang cocok untuk pemula. Mulai dari Danamas Rupiah Plus (reksadana pasar uang), Danamas Pasti (pendapatan tetap). hingga produk reksadana saham, Danamas Saham.
Kunjungi cabang Bank Sinarmas terdekat untuk mulai investasi reksadana dari Rp100 ribu.
Disclaimer:
Reksa Dana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan.
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.