Skema Ponzi adalah salah satu bentuk penipuan investasi yang kerap menjerat banyak korban dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Meski sudah berulang kali dibongkar dan diberitakan, praktik ini masih saja muncul dengan berbagai kemasan baru, menargetkan masyarakat Indonesia yang tergiur janji manis keuntungan tanpa risiko.
Skema Ponzi adalah salah satu bentuk penipuan investasi di mana pelakunya membayar keuntungan kepada investor awal menggunakan dana dari investor baru, bukan dari keuntungan bisnis yang sah. Skema ini dinamai Charles Ponzi, seorang penipu Italia-Amerika yang terkenal karena menggunakan metode ini pada tahun 1920-an.
Sebagai contoh, bayangkan ada seseorang yang menawarkan sebuah investasi yang katanya bisa memberi kamu keuntungan besar dalam waktu singkat. Awalnya tampak meyakinkan. Orang-orang yang ikut duluan benar-benar mendapat "cuan" cepat. Tapi, tanpa kamu sadari, uangmu sebenarnya bukan diinvestasikan, melainkan dipakai untuk membayar keuntungan orang-orang sebelum kamu bergabung. Inilah yang disebut skema Ponzi.
Praktik ini sangat berbahaya karena tidak memiliki dasar bisnis yang jelas dan hanya bertahan selama masih ada arus dana dari peserta baru. Ketika jumlah investor baru menurun atau berhenti, skema ini pasti akan runtuh, dan mayoritas peserta akan kehilangan uang mereka.
Agar tidak terjebak dalam investasi bodong, penting bagimu untuk mengenali ciri-ciri skema Ponzi berikut ini:
1. Janji Keuntungan Tinggi dalam Waktu Singkat
Skema Ponzi selalu menawarkan imbal hasil yang sangat tinggi, jauh di atas rata-rata instrumen investasi legal, dan dalam waktu yang relatif singkat.
2. Risiko Minim atau Tanpa Risiko
Penipu kerap mengklaim bahwa investasi mereka sangat aman, bahkan tanpa risiko sama sekali. Padahal, prinsip investasi yang sehat selalu berbanding lurus antara risiko dan potensi keuntungan.
3. Tidak Ada Produk atau Investasi Nyata
Dana investor tidak benar-benar diinvestasikan ke aset atau bisnis nyata. Seringkali produk yang ditawarkan tidak jelas, fiktif, atau sekadar kedok untuk menutupi praktik penipuan.
4. Pembayaran dari Dana Investor Baru
Keuntungan yang diterima investor lama berasal dari uang yang disetorkan oleh investor baru. Jika tidak ada peserta baru, pembayaran akan macet dan skema pun runtuh.
5. Sulit Menarik Uang
Investor yang mencoba menarik uangnya sering kali diberi alasan-alasan aneh, dipersulit, atau ditawari insentif agar tetap bertahan.
6. Bisnis Tidak Jelas dan Tidak Transparan
Informasi tentang bisnis, laporan keuangan, atau strategi investasi biasanya dirahasiakan atau dijelaskan secara berbelit-belit. Legalitas perusahaan pun sering kali tidak jelas atau tidak terdaftar di otoritas keuangan resmi, atau menyalahgunakan izin yang tidak relevan.
7. Struktur Perekrutan Mirip MLM Tanpa Produk
Peserta didorong untuk merekrut anggota baru agar mendapatkan komisi atau bonus. Namun, fokus utamanya adalah perekrutan, bukan penjualan produk atau jasa nyata.
Cara kerja skema Ponzi mirip dengan piramida: orang yang masuk lebih awal berada di puncak dan mendapat keuntungan dari peserta yang masuk belakangan. Berikut alur kerjanya:
Tahap awal: pelaku mengajak sejumlah kecil investor awal dengan janji keuntungan besar. Dana dari mereka digunakan untuk membayar "keuntungan" kepada investor sebelumnya, menciptakan ilusi bahwa investasi itu sukses.
Tahap pertumbuhan: melihat ada orang yang benar-benar menerima keuntungan, makin banyak orang tergiur. Uang investor baru terus dipakai untuk membayar keuntungan investor lama. Selama arus peserta baru terus masuk, pembayaran keuntungan bisa berjalan lancar.
Tahap kolaps: skema ini tidak berkelanjutan. Ketika aliran dana dari investor baru melambat, entah karena kepercayaan mulai luntur atau karena pasar jenuh, skema mulai runtuh. Pelaku biasanya menghilang bersama dana yang masih tersisa.
Contoh modern dari skema Ponzi adalah kasus Bernard Madoff, yang berhasil menjalankan skema ini selama puluhan tahun sebelum akhirnya terungkap pada 2008. Kerugiannya diperkirakan mencapai 65 miliar dolar AS, salah satu penipuan finansial terbesar dalam sejarah.
Baca juga artikel menarik lainnya: 7 Cara Melaporkan Penipuan Online yang Harus Anda Tahu
Beberapa kasus Skema Ponzi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain:
Trading Forex Bodong: banyak perusahaan menawarkan investasi forex dengan imbal hasil fantastis, tetapi ternyata uang investor dipakai untuk membayar member lama.
Investasi Emas atau Properti Abal-abal: penipu mengklaim punya bisnis emas atau properti, tetapi sebenarnya hanya mengandalkan uang investor baru.
Skema Investasi Berkedok Bisnis MLM: beberapa MLM ilegal menggunakan sistem money game dengan iming-iming bonus besar jika merekrut downline.
Skema Ponzi sangat merugikan karena mayoritas peserta akan kehilangan uang mereka. Hanya sedikit yang benar-benar mendapat keuntungan, yaitu mereka yang masuk di awal dan menarik dana sebelum skema runtuh. Selain itu, praktik ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap investasi dan dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.
Selidiki legalitas perusahaan: pastikan perusahaan teregulasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau lembaga resmi lainnya.
Waspadai janji keuntungan besar: jika terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan itu penipuan.
Cari tahu sumber keuntungan: tanyakan bagaimana bisnis tersebut menghasilkan uang. Jika tidak jelas, lebih baik hindari.
Hindari investasi yang menekan rekrutmen: skema Ponzi sering bergantung pada perekrutan anggota baru.
Konsultasi dengan ahli: jika kamu ragu, mintalah pendapat dari konsultan keuangan atau penasihat investasi.
Memahami apa itu skema Ponzi, ciri-cirinya, dan cara kerjanya bisa membantumu menghindari jebakan investasi yang berbahaya. Saat dihadapkan dengan tawaran investasi yang terlalu menggiurkan, selalu skeptis dan lakukan riset menyeluruh.
Ingat, dalam dunia investasi, prinsip "high return comes with high risk" selalu berlaku. Jika seseorang menawarkan keuntungan besar tanpa risiko, bisa jadi itu bukan investasi tapi jebakan.
Kalau kamu ingin berinvestasi dengan aman dan terpercaya, pilihlah instrumen yang jelas diawasi dan diakui keamanannya. Salah satu pilihan yang relatif aman adalah Deposito Online Bank Sinarmas. Selain praktis karena bisa dibuka langsung lewat aplikasi SimobiPlus tanpa perlu ke cabang, suku bunganya juga kompetitif dan dana kamu dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Mulai investasi amanmu sekarang dengan membuka Deposito Online di Bank Sinarmas! Kamu dapat menikmati berbagai keuntungan, seperti pilihan jangka waktu yang fleksibel dan syarat penempatan dana yang terjangkau, mulai dari Rp500 ribu saja.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera buka Deposito Online Bank Sinarmas di sini!
Date Create : 02/05/2025Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
per Nasabah per bank adalah Rp2 miliar.
Untuk mengetahui tingkat suku bunga penjaminan LPS dapat dilihat di sini
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.