Memiliki pendapatan pasif (passive income) setiap bulan tanpa perlu bekerja adalah impian semua orang. Kondisi seperti ini diibaratkan seperti uanglah yang bekerja untuk kita, bukan sebaliknya. Bahkan, banyak juga anak muda zaman now yang mengejar pendapatan pasif, salah satunya dengan cara investasi reksadana.
Sebelum masuk ke topik investasi, apakah kamu sudah tahu apa itu passive income?
Kamu mungkin pernah mendengar istilah passive income sebelumnya. Istilah ini familier di berbagai kalangan, mulai dari investor sampai milenial. Sesederhana istilahnya, passive income adalah penghasilan pasif tanpa kita aktif menjalaninya. Pendapatan pasif bisa diperoleh dengan cara usaha sampingan, investasi, sewa properti, dan lain-lain.
Umumnya, penghasilan atau pendapatan terbagi dalam 3 kategori: pendapatan aktif, pendapatan pasif, dan pendapatan portofolio. Ada juga yang menyebut passive income sebagai silent investor.
Dalam investasi, passive income ada 3 jenis. Pertama, paper asset, contoh: deposito, saham, obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), hingga reksadana. Kedua, bisnis yang dijalankan tanpa terlibat aktif, semisal usaha minimarket. Ketiga, income dari properti yang disewakan–bisa jadi rumah, kos-kosan, dan sebagainya.
Cara Mendapatkan Passive Income dari Investasi Reksadana
Seperti yang sudah disinggung di awal artikel, passive income bisa diperoleh dengan cara investasi reksadana.
Sebelum masuk ke caranya, ada baiknya kamu pahami dulu beragam produk dan keunggulannya masing-masing dari investasi reksadana.
Persiapan Dana untuk Masa Depan
Para investor memilih investasi reksadana saham sebagai passive income dan tabungan persiapan mereka untuk biaya kebutuhan yang akan datang, seperti pendidikan anak. Ada pula investor yang memilih reksadana sebagai tabungan hari tua selepas pensiun.
Modal Awal Bisa Mulai dengan Rp100 Ribu
Kamu bisa memulai berinvestasi reksadana dengan modal Rp100 ribu. Contohnya, Reksadana Bank Sinarmas. Yakin, nggak bisa menyisihkan Rp100 ribu setiap bulan dari gaji untuk investasi?
Bisa Diversifikasi Investasi
Diversifikasi investasi artinya menyebar investasi pada beberapa instrumen untuk menghindari risiko kerugian yang cukup besar jika nilai sebuah investasi sedang turun.
Dengan menyebar investasi ke beberapa instrumen, risiko kerugian bisa ditekan. Dengan begitu, kamu tetap bisa mendapatkan passive income.
Contohnya, kamu memilih investasi reksadana pasar modal. Investasimu ini tidak akan disimpan di satu instrumen, tapi ke beberapa instrumen untuk menghindari turunnya salah satu nilai investasi.
Diversifikasi bisa menjadi solusi untuk menjaga stabilitas nilai investasi.
Dikelola oleh Manajer Investasi Andal
Investasi reksadana sangat cocok untuk dijadikan passive income karena dikelola oleh seorang manajer investasi yang andal.
Tugas manajer investasi adalah menganalisis investasi, memilihkan jenis reksadana yang tepat sesuai profil risiko, dan mengelola portofolio kamu. Manajer Investasi akan mengelola portofolio investasi kamu, agar mendapatkan imbal hasil (return) yang tercermin dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Jadi, jangan khawatir kalau pengetahuanmu tentang investasi reksadana masih minim.
Bisa Dilakukan melalui Aplikasi Perbankan Online
Memiliki passive income berarti memiliki penghasilan tambahan tanpa harus aktif melakukan pekerjaan sampingan.
Oleh sebab itu, investasi reksadana menjadi salah satu pilihan yang tepat sebagai sumber passive income karena bisa dibeli dan dipantau secara online melalui aplikasi ponsel.
Nah, jika sudah tahu keuntungan reksadana, saatnya untuk mulai berinvestasi. Lalu, harus mulai dari mana?
1. Tentukan dulu Tujuanmu Investasi Reksadana
Apa tujuanmu ingin investasi reksadana? Jika ini ditanyakan ke kamu, mungkin jawabannya ‘ingin mencapai financial freedom.’ Tapi, untuk mencapainya, kamu juga mesti menyeimbangkan antara menabung investasi dan bayar tagihan.
Belum lagi, harus ‘bersaing’ dengan keinginan belanja barang-barang lifestyle. Setiap hari muncul kebutuhan dan keinginan baru, jadi diperlukan kebijaksanaan dalam menentukan prioritas finansial.
Bukan hanya untuk menjadi financial freedom, tapi juga menentukan impian mana yang akan yang bisa dicapai lebih dulu.
Idealnya, kamu harus bisa setidaknya mengisi kalimat berikut:
“Saya akan membutuhkan uang sebesar _____ pada _____ tahun lagi _____untuk kebutuhan _____ karena _____.”
Kalimat tersebut bisa jadi motivasi kamu mengapa membutuhkan uang tersebut.
2. Pilih Penyedia Reksadana Terbaik
Di zaman sekarang, cukup mudah menemukan tempat membeli reksadana. Bisa dari bank partner, marketplace, mencari Manajer Investasi (MI), atau platform investasi. Bagaimana cara menentukan tempat membeli reksadana yang sesuai? Ada beberapa pertimbangan.
Jika dengan manajer investasi, kamu akan dipandu langsung oleh tim MI dan mendapat berbagai wawasan, seperti undangan untuk market outlook yang akan memperkaya pengetahuanmu.
Jika di bank partner, kamu akan mendapat berbagai fitur yang memudahkan investasi rutin, seperti autodebit. Cocok untukmu yang ingin disiplin menabung reksadana.
Sementara itu, untuk kamu yang lebih suka diberi kebebasan untuk memilih bisa menggunakan marketplace.
Soal imbal hasil yang akan diterima, kamu nggak perlu repot menghitung sendiri. Ada kalkulator reksadana atau kalkulator investasi yang bisa membantumu menghitungnya. Tentunya setelah mengetahui profil risikomu, dana yang diinvestasikan, dan lain-lain.
3. Pilih reksa dana yang sesuai dengan tujuanmu di platform tempatmu memilih
Ingat bahwa prinsip investasi adalah high risk, high return. Semakin tinggi risiko investasi yang dipilih, semakin tinggi juga hasilnya. Kembalikan lagi ke tujuan awalmu berinvestasi.
Jika targetmu termasuk jangka panjang atau di atas 3 tahun, kamu bisa memilih reksadana yang memproyeksikan return lebih tinggi. Sebaliknya, jika kamu targetmu termasuk jangka pendek, sebaiknya memilih reksadana dengan risiko rendah.
Misal, kalau kamu ingin investasi jangka pendek, kamu bisa memilih seperti reksadana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Tapi, jika kamu ingin mempersiapkan dana pensiun, kamu bisa memilih investasi jangka panjang, seperti reksadana saham dan reksadana campuran atau sesuai dengan profil risiko nasabah.
4. Beli Reksadana
Cara untuk membeli reksadana cukup mudah. Secara garis besar, kamu cukup memilih reksadana menurut performanya, yang bisa dilihat di Fund Fact Sheet dan Prospektus. Contohnya, Kamu bisa melihat dokumen prospektus dan laporan kinerja atau fund fact sheet milik Bank Sinarmas yang secara berkala di-update di website resmi www.banksinarmas.com.
Setelah itu, akan ada informasi mengenai tata cara pembayaran. Pembayaran bisa dilakukan dengan cara transfer dan metode pembayaran lain yang dimungkinkan.
5. Pantau Reksadana
Setelah proses pembelian selesai, biasanya diperlukan waktu 1x24 jam agar pembelian reksadanamu tercatat.
Kalau reksadana kamu sudah masuk, kamu dapat terus memantau pertumbuhan reksadana di platform tempat kamu membeli.
Tanpa dipantau pun, setiap bulan juga kamu akan mendapat laporan tentang pertumbuhan investasimu.
Kamu juga bisa membagi investasi reksadanamu di berbagai jenis reksadana. Misalnya, uang tabungan liburan di reksadana pasar uang dan tabungan rumah ada di reksadana saham.
Saat memantau pertumbuhan reksadana, tak perlu khawatir dengan turun-naik harganya, karena reksadana memang investasi jangka panjang.
Mudahnya Investasi Reksadana di Bank Sinarmas
Masih bingung di mana harus membeli produk reksadana? Cari saja di Bank Sinarmas.
Ada jenis-jenis reksadana yang bisa kamu pilih, mulai dari pasar uang (Danamas Rupiah Plus), pendapatan tetap (Danamas Pasti), hingga reksa dana saham (Danamas Saham).
Kamu bisa mulai investasi awal dengan modal Rp100 ribu dan menikmati gratis biaya beli, serta gratis biaya jual untuk reksadana pasar uang.
Ayo mulai kejar financial freedom dengan cara investasi reksadana di Bank Sinarmas!
Disclaimer: Reksadana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank Sinarmas sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan.
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.