Mulai berinvestasi adalah salah satu upaya untuk mewujudkan financial freedom dan sebaiknya dimulai sedini mungkin. Adapun instrumen yang bisa dipilih untuk pemula adalah investasi reksadana. Soalnya, ketika menanamkan modal di reksadana, kamu nggak perlu mengelolanya sendiri. Di reksadana, setiap modal dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang andal.
Apa Itu Reksadana
Reksadana adalah pilihan investasi yang cocok bagi pemula. Namun, sebelum memilih produk reksadana terbaik, kamu juga mesti tahu apa itu reksadana.
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih menjadi solusi investor dengan modal kecil atau belum terlalu berpengalaman dalam menghitung risiko investasi. Jadi, kalau kamu punya modal Rp100 ribu dan ingin mendapatkan imbal balik, cobalah investasi reksadana.
Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 Ayat 27, disebutkan pengertian dari reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Jenis reksadana yang populer di pasar modal ada empat, yaitu pasar uang, pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Dengan adanya sejumlah produk, memilih reksadana yang cocok akan terasa rumit. Bahkan, sekalipun kamu ingin membelinya di platform jual beli reksadana terpercaya, kamu tetap harus tahu apa aja yang harus diperhatikan.
Supaya lebih jelas, berikut cara tepat memilih reksadana terbaik untuk pemula.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Hal pertama yang penting kamu ketahui adalah, apa tujuan utama kamu berinvestasi reksadana?
Untuk menjawab ini, tetapkan jangka waktu—apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang? Misalnya, untuk bayar DP rumah, biaya pendidikan, dana pensiun, atau liburan.
Kalau sudah ketemu tujuannya, selanjutnya pilih reksadana yang sesuai dengan tujuan tersebut. Contohnya, reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
Reksadana saham sangat pas buat kamu yang ingin menabung dana pensiun atau biaya pendidikan anak.
Lalu, ada juga reksadana campuran yang dapat dipilih untuk memenuhi tujuan keuangan jangka menengah atau lebih dari 3 tahun. Tingkat risiko reksadana campuran berada di bawah reksadana saham.
Lain lagi dengan reksadana pasar uang. Reksadana pasar uang adalah produk yang paling aman di antara reksadana lainnya karena berisiko paling rendah. Oleh karena itu, cocok untuk tujuan investasi jangka pendek atau kurang dari 1 tahun. Tapi, kalau mau ‘menabung’ dana pensiun, jangan pilih reksadana jenis ini sebab dana investasi tidak berkembang maksimal.
Jika tujuan investasimu bisa dibilang untuk jangka pendek hingga menengah, jenis reksadana yang pas adalah reksadana pendapatan tetap (jangka waktu 1–3 tahun). Reksadana ini bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat kondisi ekonomi sedang tidak stabil
2. Sesuaikan Produk Reksadana dengan Profil Risikomu
Setiap investor pasti mengharapkan dapat keuntungan reksadana. Pasalnya, reksadana mampu memberikan imbal hasil yang lebih baik dibanding bunga tabungan biasa ataupun deposito.
Walau demikian, yang namanya investasi tetap berisiko. Setiap investor belum tentu cocok dengan semua jenis risiko karena perbedaan profil atau karakteristik. Karena itulah, mengisi form profil risiko investor menjadi salah satu tahap sebelum membeli investasi reksadana.
Profil investor ada tiga, yaitu tipe konservatif alias cari aman, tipe moderat atau menengah, dan tipe investor agresif. Nah, buat kamu yang cenderung cari aman alias masih takut rugi, sebaiknya pilih reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.
Soalnya, risiko kedua jenis reksadana tersebut lebih rendah daripada reksadana campuran dan reksadana saham. Sedangkan buat tipe investor yang berani ambil risiko, berani rugi di awal, jatuhkan pilihan pada reksadana saham yang sanggup memberi imbal hasil relatif tinggi.
3. Lakukan Riset Profil Manajer Investasi (MI)
Kalau sudah yakin dengan pilihan jenis reksadana sesuai profil risiko dan tujuan investasimu, tahap berikutnya adalah menemukan manajer investasi (MI).
Dalam berinvestasi reksadana, ada profesional yang membantu mengambil berbagai keputusan, termasuk soal jual-beli investasi yang memberikan return bagus. Namun, setiap MI bekerja dengan cara masing-masing dalam menangani investornya.
Jadi, supaya tidak salah pilih, mulailah riset profil MI lewat pencarian informasi di internet. Kamu juga bisa bertanya pada teman atau saudara yang punya investasi reksadana, atau manfaatkan sumber lainnya. Secara umum, beberapa faktor penting yang harus kamu perhatikan saat mencari manajer investasi ialah:
Cek juga legalitas perusahaan manajer investasi. Apakah perusahaan resmi terdaftar dan diawasi OJK atau tidak. Waspada juga dengan badan yang mencantumkan logo OJK, tapi sebenarnya belum punya izin resmi.
Untuk itu, pastikan kamu sudah mengecek legalitas MI melalui website OJK pada daftar nama manajer investasi. Jika tidak ada, berarti perusahaan tersebut ilegal. Telusuri juga rekam jejaknya, baik itu di masa kini maupun di masa lalu.
Yang nggak kalah penting, periksa kinerja manajer investasi lewat portofolio hasil investasi yang pernah dan sedang ia kelola. Caranya bisa juga dengan meminta langsung kepada perusahaan.
Kesimpulannya, pilih manajer investasi yang memiliki rekam jejak baik, kinerja bagus, bereputasi baik, dan punya nama besar. Jika itu semua terpenuhi, kamu bisa berinvestasi dengan tenang dan aman.
4. Perhatikan Nilai Drawdown Reksadana
Sebagai investor pemula, kamu mungkin bertanya-tanya, apa itu drawdown?
Drawdown adalah tingkat kerugian maksimal pada setiap produk reksadana. Jika reksadana memiliki nilai drawdown sekitar 30% dalam setahun, berarti kinerja reksadana tersebut pernah turun hingga 30%.
Biasanya, untuk reksadana pasar uang, nilai drawdown-nya relatif rendah, sekitar nol koma sekian persen atau sering juga nilainya 0,00%. Itulah mengapa reksadana pasar uang bisa jadi reksadana terbaik untuk investor pemula yang belum berani ambil risiko tinggi.
5. Cari Tahu Expense Ratio-nya
Dalam reksadana juga dikenal istilah expense ratio alias total biaya yang digunakan manajer investasi dalam mengelola produk reksadana. Misalnya, biaya marketing, kustodian, trading, dan lain-lain.
Jika beban biayanya kecil, MI tersebut cukup andal dan profesional dalam mengelola produk reksadana. Dana yang dikelola akan jauh lebih bermanfaat dan meraup imbal hasil.
Nah, sekarang kamu sudah tahu cara memilih investasi reksadana yang tepat. Selanjutnya, kamu juga harus tahu cara investasi reksadana.
Ada beberapa cara untuk mulai investasi reksadana. Salah satu yang termudah adalah menanam modal Rp100 ribu di program investasi Reksadana Danamas Saham Bank Sinarmas. Kelebihan Danamas Saham adalah bebas pajak dan sifatnya likuid alias bisa dicairkan kapan saja sesuai dengan kebutuhan.
Kamu bisa buka rekening Bank Sinarmas via SimobiPlus dan sisihkan uang tabunganmu untuk program investasi Reksadana Danamas Saham. Lalu, gunakan untuk membeli produk reksadana di cabang Bank Sinarmas dengan membawa fotokopi KTP/paspor. Selanjutnya, kamu akan diminta melengkapi form pembukaan rekening SAM, profil pemodal, dan form pembelian unit penyertaan reksadana.
Tunggu apa lagi? Segera miliki rekening Bank Sinarmas supaya #BISA mulai investasi reksadana.
Disclaimer:
Reksadana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan.
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.