
Di era digital seperti sekarang, mencari pekerjaan semakin mudah. Banyak situs lowongan kerja, media sosial, dan platform daring yang menampilkan ribuan kesempatan setiap harinya. Namun, di balik kemudahan itu, muncul pula ancaman baru: lowongan kerja palsu. Modus penipuan berkedok rekrutmen kerja ini makin canggih dan kerap memanfaatkan kebutuhan para pencari kerja, terutama mereka yang baru lulus atau sedang terdesak ekonomi.
Sayangnya, banyak korban tertipu karena kurang teliti membedakan mana lowongan kerja yang asli dan mana yang palsu. Agar kamu tidak menjadi korban berikutnya, mari kita bahas secara lengkap ciri-ciri lowongan kerja palsu dan cara efektif menghindarinya.
Salah satu tanda paling jelas dari lowongan kerja palsu adalah janji gaji yang terlalu besar dan tidak sebanding dengan posisi yang ditawarkan. Misalnya, pekerjaan sebagai staf administrasi dengan gaji Rp10 juta per bulan tanpa pengalaman. Tentu saja, tawaran ini mencurigakan.
Penipu tahu bahwa iming-iming gaji tinggi bisa menarik perhatian calon korban. Mereka sengaja membuat penawaran terlihat “menggiurkan” agar kamu cepat mengirim data pribadi atau bahkan mentransfer sejumlah uang untuk “biaya administrasi.”
Cara menghindari:
Sebelum melamar, cari tahu standar gaji posisi yang kamu incar melalui situs resmi atau sumber tepercaya seperti JobStreet, LinkedIn, atau Glassdoor. Jika angka yang ditawarkan jauh di atas rata-rata, kamu patut curiga.
Lowongan kerja palsu biasanya memiliki proses seleksi yang tidak masuk akal. Misalnya, kamu langsung diterima bekerja tanpa wawancara, tanpa tes kemampuan, atau bahkan tanpa mengirim dokumen lengkap.
Modus lain, pelaku berpura-pura sebagai HRD dan menghubungi korban lewat pesan singkat atau WhatsApp, mengatakan bahwa kamu “lolos seleksi” padahal kamu belum pernah melamar ke perusahaan tersebut.
Cara menghindari:
Perusahaan profesional selalu melalui tahapan rekrutmen yang jelas: seleksi administrasi, wawancara HRD, wawancara user, dan kadang tes tertulis. Jika prosesnya terlalu instan, bisa dipastikan itu mencurigakan.
Salah satu ciri paling mudah dikenali dari lowongan palsu adalah alamat email yang tidak profesional atau tidak sesuai domain perusahaan. Misalnya, menggunakan alamat seperti:
Padahal, perusahaan besar dan resmi biasanya menggunakan domain perusahaan, seperti @companyname.co.id atau @companyname.com.
Cara menghindari:
Selalu periksa domain email pengirim. Jika berbeda dari situs resmi perusahaan, jangan langsung percaya. Selain itu, jangan mengirim data pribadi atau dokumen penting ke alamat email yang tidak terverifikasi.
Ini adalah tanda paling jelas dari lowongan kerja palsu. Banyak penipu meminta “uang administrasi”, “biaya pelatihan”, atau “uang seragam” dengan janji kamu akan segera diterima kerja. Perusahaan asli tidak pernah meminta uang dalam proses rekrutmen. Semua biaya seleksi, pelatihan, dan perjalanan kerja resmi biasanya ditanggung oleh perusahaan itu sendiri.
Cara menghindari:
Begitu ada pihak yang meminta uang dalam proses lamaran, hentikan komunikasi. Laporkan akun atau nomor kontak tersebut ke pihak berwenang, seperti situs lowongan resmi, Kementerian Ketenagakerjaan, atau kepolisian siber.
Lowongan palsu sering kali memiliki deskripsi pekerjaan yang samar, tidak detail, dan terlalu umum. Misalnya:
“Dibutuhkan segera! Posisi: Staff Kantor. Syarat: Pria/wanita, usia 18-40 tahun, pendidikan minimal SMA. Gaji tinggi dan bonus besar!”
Tidak ada penjelasan tentang jenis pekerjaan, tanggung jawab, atau lokasi kerja yang spesifik. Tujuannya agar banyak orang tertarik melamar tanpa berpikir panjang.
Cara menghindari:
Periksa isi deskripsi kerja. Perusahaan yang kredibel akan menjelaskan tanggung jawab pekerjaan, kualifikasi yang dibutuhkan, lokasi, dan tahapan seleksi dengan jelas.
Modus lain yang sering digunakan penipu adalah mencantumkan nama perusahaan besar agar terlihat meyakinkan. Mereka bisa menggunakan nama “PT resmi”, tapi dengan alamat atau nomor telepon yang berbeda dari aslinya. Beberapa bahkan membuat situs palsu yang mirip dengan situs resmi perusahaan tersebut.
Cara menghindari:
Selalu cek keaslian perusahaan melalui:
Baca juga artikel menarik lainnya: Ciri-Ciri Panggilan Interview Penipuan dan Contohnya
Perusahaan resmi biasanya menghubungi kandidat melalui email profesional atau nomor telepon kantor, bukan nomor pribadi atau WhatsApp dengan foto profil pribadi. Penipu sering menggunakan WhatsApp dan berpura-pura sebagai HRD. Mereka akan menggunakan nama perusahaan ternama, lengkap dengan logo palsu di foto profil, untuk membuat kamu percaya.
Cara menghindari:
Jika kamu menerima pesan rekrutmen lewat WhatsApp, verifikasi identitas pengirimnya. Kamu bisa menghubungi HRD resmi perusahaan lewat email atau nomor telepon yang tercantum di situs web resmi mereka untuk memastikan kebenarannya.
Banyak penipuan lowongan kerja menggunakan alamat palsu untuk mengundang korban ke tempat tertentu, biasanya berupa rumah kontrakan, ruko kosong, atau tempat yang tidak berhubungan dengan perusahaan mana pun. Modus ini sering digunakan untuk menipu dengan cara memungut biaya “registrasi” di tempat atau bahkan mencuri data pribadi.
Cara menghindari:
Sebelum datang ke lokasi wawancara, periksa alamatnya di Google Maps. Lihat apakah benar ada kantor perusahaan di sana. Kamu juga bisa mencari foto atau ulasan dari orang lain untuk memastikan keaslian tempat tersebut.
Ciri lain dari lowongan kerja palsu adalah penggunaan bahasa yang tidak formal dan banyak kesalahan ejaan atau tata bahasa. Email resmi perusahaan biasanya ditulis dengan rapi dan sopan, sedangkan penipuan sering menggunakan kalimat terburu-buru seperti:
“Selamat! Anda diterima kerja di PT kami. Silakan transfer Rp200.000 untuk biaya pendaftaran.”
Cara menghindari:
Bila kamu menerima pesan rekrutmen dengan tata bahasa berantakan, banyak kesalahan penulisan, atau terlalu mendesak, jangan tanggapi. Itu hampir pasti bukan dari HRD profesional.
Penipu sering meminta data sensitif seperti fotokopi KTP, NPWP, buku tabungan, bahkan kode OTP atau PIN. Informasi ini bisa digunakan untuk pencurian identitas atau penipuan finansial.
Cara menghindari:
Kirim data pribadi hanya setelah yakin prosesnya resmi dan aman. Hindari memberikan informasi penting kepada pihak yang belum terverifikasi, terutama lewat email atau pesan singkat.
Setelah memahami ciri-cirinya, berikut beberapa langkah praktis agar kamu bisa lebih aman saat melamar pekerjaan:
Lowongan kerja palsu semakin banyak dan semakin meyakinkan, tetapi kamu bisa melindungi diri dengan kewaspadaan dan verifikasi informasi. Ingat, perusahaan profesional tidak akan meminta uang, tidak akan mempekerjakan tanpa proses seleksi, dan selalu berkomunikasi melalui saluran resmi.
Saat mencari pekerjaan, jangan terburu-buru tergoda janji manis. Teliti sebelum melamar, cek ulang informasi, dan pastikan kamu melangkah dengan hati-hati. Dengan begitu, kamu tidak hanya akan menemukan pekerjaan yang benar-benar sesuai, tapi juga terhindar dari jebakan penipuan yang merugikan.
Ingin hidup lebih aman dan terkendali, termasuk dalam urusan finansial? Yuk, mulai dari hal sederhana dengan mengatur keuangan lewat SimobiPlus dari Bank Sinarmas! Aplikasinya praktis, aman, dan bisa kamu gunakan untuk menabung, transfer, investasi, hingga bayar tagihan kapan pun dan di mana pun.
Yuk, download SimobiPlus di sini agar hidupmu makin cerdas dan aman.
Date Create : 23/10/2025Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
per Nasabah per bank adalah Rp2 miliar.
Untuk mengetahui tingkat suku bunga penjaminan LPS dapat dilihat di sini
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.