ARTIKEL

Investasi Reksadana di Tengah Resesi? Tenang, Simak 4 Tips Ini!

Investasi Reksadana di Tengah Resesi? Tenang, Simak 4 Tips Ini!

Berita tentang resesi tahun 2023 menjadi kekhawatiran secara global. Banyak orang jadi bertanya-tanya, gimana nasib Indonesia, apakah akan terbawa juga ke jurang resesi atau tidak?

Bagi kamu yang merupakan investor reksadana pasti mungkin khawatir kinerja portofolionya akan menurun. Bagi kamu yang baru mau berinvestasi reksa dana, pastinya jadi berpikir ulang untuk menempatkan dana investasi karena takut dampak inflasi.  Namun, bagaimana dengan orang yang baru mau berinvestasi reksadana? 

Tapi, tenang. Jangan sampai berita resesi membuat kamu jadi pesimis untuk berinvestasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan  Indonesia kemungkinan besar tidak akan bernasib sama dengan negara lain, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan lain-lain. Bahkan, ia memperkirakan ekonomi akan tetap kuat dengan perkiraan level pertumbuhan mencapai 5,4%.

Lalu, bagaimana tips berinvestasi yang tepat?

Sebelum memahami apa saja yang harus dilakukan agar sukses berinvestasi, kamu wajib tahu dulu apa itu reksadana. Dikutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.

Ada beberapa hal penting yang bisa kamu lakukan sebelum investasi reksadana.

1. Fokus pada tujuan berinvestasi

Sebelum mulai berinvestasi ataupun menabung, kamu harus memiliki tujuan finansial yang ingin dicapai dan fokus pada tujuan tersebut. Misalnya, berinvestasi untuk membangun atau merenovasi rumah, biaya pernikahan, biaya pendidikan anak, atau modal usaha dan dana pensiun.

Investasi reksadana juga bisa ditujukan sebagai dana darurat atau dana cadangan, yang bisa dicairkan sewaktu-waktu dalam keadaan genting. Setelah kamu menentukan tujuan ini, kamu bisa mulai merencanakan investasi.

2. Tentukan jangka waktu investasi

Setelah mengetahui tujuanmu berinvestasi, selanjutnya kamu bisa menghitung perkiraan jangka waktu investasi untuk mencapai tujuan tersebut. Bisa jadi jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

Misalnya, kamu ingin menyiapkan dana untuk biaya renovasi rumah tahun depan. Kamu bisa mengatur jangka waktu investasi hanya setahun. Lain halnya jika ingin menyiapkan dana pensiun atau modal usaha, berarti investasi untuk jangka panjang atau biasanya di atas 5 tahun lebih tepat.

Jangka waktu investasi tersebut nantinya berkaitan dengan jenis reksadana yang akan kamu pilih. Secara umum, ada 4 jenis reksadana tersedia di Indonesia, yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan reksadana saham.

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Jenis reksadana ini cenderung stabil sehingga cocok untuk investasi dalam jangka pendek yaitu sekitar setahun.

Selain itu, reksadana pasar uang juga termasuk investasi yang berisiko rendah dan bisa dimulai dengan modal kecil sehingga cocok untuk investor pemula sekalipun.

Jika kamu bertujuan investasi untuk jangka waktu 1 sampai dengan 3 tahun, reksadana pendapatan tetap adalah yang paling cocok. Jenis reksadana ini menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Risikonya relatif lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, tapi menengah dibandingkan saham.

Untuk tujuan jangka panjang atau di atas 3 tahun, pilihannya adalah reksadana campuran. Jenis reksadana campuran mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi, termasuk saham yang dikombinasikan dengan obligasi. Risiko reksadana campuran bersifat sedang dengan potensi tingkat return yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

Jenis reksadana keempat yang cocok untuk jangka panjang namun berisiko paling tinggi adalah reksadana saham. Reksadana ini merupakan jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham.

Risikonya relatif lebih tinggi daripada reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, tapi memiliki potensi tingkat return yang paling tinggi sehingga cocok untuk investor berpengalaman.

3. Ketahui profil risikomu sebagai investor 

Biasanya sebelum berinvestasi, kamu sebagai investor juga perlu memahami karakteristik diri sendiri yang akan menentukan jenis reksadana yang cocok. Secara umum, profil risiko yang menggambarkan karakter investor dalam berinvestasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe konservatif, moderat, dan agresif. Pengertian tipe masing-masing bisa dijelaskan sebagai berikut.

  • Tipe konservatif (penghindar risiko): investor bertipe konservatif yang memiliki profil risiko rendah dan cenderung menghindari risiko (risk averse). Dalam berinvestasi, investor ini lebih suka instrumen investasi yang berisiko rendah dan takut jika pokok investasi (modal awal) akan berkurang. Selain itu, tipe investor ini juga merasa lebih nyaman dengan instrumen investasi yang imbal hasilnya tidak terlalu besar, tapi stabil. Berdasarkan pengertian di atas, instrumen pasar uang adalah investasi reksadana yang tepat terbaik untuk kamu yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah. Reksadana pendapatan tetap juga cocok meskipun risikonya lebih tinggi daripada pasar uang, tapi lebih stabil dibandingkan reksadana campuran dan saham.
  • Tipe moderat (sedang): investor yang berprofil risiko sedang memiliki karakteristik yang siap menerima naik-turunnya nilai dalam jangka pendek, dengan potensi imbal hasil yang diharapkan bisa lebih tinggi daripada inflasi dan deposito. Artinya, investor ini sudah memahami bahwa investasi reksadana bisa saja bergerak naik atau turun (fluktuatif), tapi tetap tidak ingin uangnya hilang sama sekali saat berinvestasi. Dengan begitu, pilihan jenis reksadana yang cocok untuk tipe investor moderat ini adalah reksadana campuran. Risikonya lebih rendah daripada saham, tapi dengan potensi imbal hasil yang tidak kalah menarik.
  • Tipe agresif: pemilik profil risiko agresif merupakan tipe investor yang sangat siap rugi (risk taker). Investor dengan profil risiko agresif siap kehilangan sebagian besar atau seluruh dana investasinya demi imbal hasil yang besar. Jadi, jenis reksadana yang sesuai dengan tipe investor ini adalah reksadana saham.

4. Rutin berinvestasi 

Sama seperti menabung, berinvestasi juga perlu disiplin. Artinya, kamu harus rutin menyisihkan uang di awal bulan atau saat gajian sebelum digunakan untuk kebutuhan rutin bulanan, bukannya menyisakan uang di akhir bulan setelah digunakan untuk keperluan rutin.

Ini dilakukan agar tujuan keuangan dan perencanaan yang sudah kamu buat bisa tercapai sesuai jangka waktu. Meskipun reksadana bisa dicairkan kapan pun, sebaiknya kamu bisa menahan diri untuk terus menyimpannya agar dana tersebut tumbuh sampai tujuan investasi tercapai.

Disiplin juga bisa diterapkan untuk investasi besar di pembelian pertama, tapi tidak mengambilnya sebelum imbal hasil dan tujuan yang diharapkan dalam jangka panjang tercapai. Jadi, investor reksadana tidak perlu mengecek portofolio tiap hari dan panik ketika nilai investasi naik-turun terutama untuk investasi yang memang ditujukan bagi kebutuhan jangka panjang.

Hadapi Kemungkinan Resesi dengan Mulai Investasi Reksadana Berisiko Rendah

Investasi reksadana adalah pilihan yang tepat bagi investor pemula dan investor berprofil konservatif. Adapun cara investasi reksadana untuk pemula dimulai dengan memilih produk reksadana yang terpercaya. Salah satunya, produk reksadana Danamas Rupiah Plus.

Reksadana Danamas Rupiah Plus adalah produk reksadana pasar uang yang dikelola PT Sinarmas Asset Management yang berpengalaman lebih dari 25 tahun. Keuntungan dari investasi ini adalah bebas biaya pembelian dan penjualan serta dana dapat dicairkan kapan saja. Kamu bisa mulai investasi awal dengan modal minimal Rp100 ribu. Risiko dari reksa dana ini kecil karena penyebaran investasi ke berbagai portofolio investasi.

Tertarik berinvestasi di reksa dana Danamas Rupiah Plus? Miliki rekening Bank Sinarmas dari SimobiPlus sebelum membeli Unit Penyertaan Reksa Dana. Lalu, kunjungi cabang terdekat dengan membawa dokumen yang diminta, yaitu fotokopi KTP/paspor (untuk WNA). Saat pembelian, ada 3 formulir yang akan kamu isi, yaitu:

  • form pembukaan rekening SAM
  • form Profil Pemodal
  • form Pembelian Unit Penyertaan Reksa Dana

 

Disclaimer:

Reksa Dana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan.

 

 

Bagikan          
Kantor Pusat Sinar Mas Land Plaza
Jl. M.H Thamrin kav 51,
Menara 1, Lantai 1 & 2,
Jakarta 10350 - Indonesia
Bank Sinarmas CARE 1500153
(021) 501 88888
Media Sosial Kami                         
PT. Bank Sinarmas Tbk. berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Link
Sinarmas Asset Management Terbaik Investasi Reksadana
Sinarmas Sekuritas Terbaik Online Trading Investasi Saham
Bank Nano Syariah


© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.

×
Butuh Bantuan?
Staff kami selalu siap membantu
Livechat
Bank Sinarmas CARE