Istilah self-reward semakin populer di era New Normal. Secara umum, istilah ini berarti memberikan sesuatu sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Tergantung pendapatannya, tiap orang cenderung untuk menghadiahi diri sebagai motivasi. Sayangnya, jika dilakukan tanpa tujuan jelas, self-reward bisa bikin boros.
Maka penting juga untuk mengatur strategi agar pengeluaran self-reward tidak mengganggu kebutuhan prioritas. Contohnya, keperluan bayar iuran BPJS Kesehatan. Dengan alokasi keuangan yang teratur, kebutuhan prioritas pun tidak terganggu.
Tips Mengatur Budget Self-reward
Ada beberapa persiapan yang mesti kamu lakukan sebelum melakukan self-reward. Salah satunya, pahami seberapa penting self-reward dilakukan.
Pada dasarnya, merayakan keberhasilan diri sendiri atau self-reward ini sangat penting, apalagi untuk menambah motivasi kerja. Selain itu, self-reward juga penting untuk mental yang lebih sehat akibat tekanan kerja yang tinggi. Meski demikian, jangan sembarangan mengatasnamakan “self-reward” untuk sering belanja. Apalagi, kalau pengeluaran penting lainnya terhambat gara-gara kamu keasyikan belanja beli hadiah.
Oleh karena itu, ada baiknya mengatur budget khusus. Nah, kalau sudah tahu pentingnya self-reward, kini kamu bisa atur anggaran self-reward dengan cara berikut ini.
1. Sesuaikan reward dengan standar pencapaianmu
Standar pencapaian setiap orang berbeda-beda, maka kembali ke diri sendiri. Karena itu, kamu tidak boleh membandingkan standar pribadi dengan standar orang lain.
Misalnya, kamu berhasil menambah berat badan sebanyak 5 kilogram dalam sebulan. Bagi sebagian orang, menambah 5 kg mungkin mudah, tapi banyak juga yang menganggap itu tantangan yang sulit.
Jadi, sebelum memberi self-reward, tanyakan pada diri sendiri apakah pencapaian tersebut pantas untuk mendapatkan hadiah. Agar tidak keseringan self-reward, jangan mengatur standar yang terlalu rendah supaya nggak menjadi kebiasaan.
Yang nggak kalah penting, ingat bahwa kamu perlu sehat agar bisa selalu mencapai target self-reward. Jadi, jika pencapaianmu berhubungan dengan menjaga tubuh kayak contoh di atas, pastikan bentuk self-reward atau terlalu berupaya keras mencapainya.
2. Pastikan reward berhubungan dengan kebutuhan
Self-reward yang ideal adalah yang berhubungan dengan kebutuhan. Misalnya, kamu sudah berusaha cukup keras untuk belajar memasak 3 jenis kue dalam target waktu tertentu dengan cara ikut kursus sampai selesai. Setelah tujuan itu tercapai, kamu akan membeli oven sebagai self-reward karena berhubungan dengan hobi terbaru (memasak kue) dan kamu membutuhkannya.
3. Tidak terlalu sering
Selanjutnya, pastikan menghadiahi diri sendiri itu jarang karena memang merupakan apresiasi atas pencapaian yang baru. Hal ini pun dilakukan agar kamu selalu ingat untuk berusaha mencapai tujuan. Tidak seperti, misalnya, setiap gajian ada self-reward yang harus dibeli atau dilakukan, ujung-ujungnya cuma pemborosan.
4. Tentukan jangka waktu
Menurut sebuah diskusi yang diadakan Cekpremi, self-reward yang tepat secara finansial dibagi menjadi dua, yaitu self-reward jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk yang jangka pendek. Contohnya, self-reward bertujuan mengambil cuti kerja dan mendapatkan hiburan. Bentuknya bisa dengan mengambil waktu untuk refreshing, nonton serial kesukaan, dan lain-lain.
Kedua, self-reward jangka panjang. Dalam apresiasi diri jangka panjang ada istilah piramida keuangan yang terdiri dari 3 layer.
Layer pertama adalah tabungan, dana darurat, atau asuransi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi mobil). Tujuannya untuk melindungi cashflow kita saat terjadi risiko dan juga sebagai alat proteksi diri. Layer kedua adalah dana pensiun dan investasi. Lalu, layer ketiga atau yang paling atas adalah estate planning atau warisan.
Tiga hal di atas sebenarnya juga merupakan bagian dari apresiasi diri untuk masa depan. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan keuangan pada setiap lapisan keuangan tersebut. Oleh karena itu, jangan ragu mempersiapkan dana tabungan, dana darurat, investasi, asuransi, dan dana pensiun dari sekarang.
5. Jangan gunakan anggaran bulanan atau tabungan
Agar self-reward tetap terasa menyenangkan dan bikin happy, pastikan untuk melakukannya tanpa mengganggu pengeluaran rutin, target menabung, atau tabungan dana darurat yang seharusnya dialokasikan. Niat untuk memanjakan diri sebaiknya jangan sampai merugikanmu nanti karena budget untuk pengeluaran rutin terpakai.
6. Simpan budget self-reward di rekening lain
Ada kalanya kamu ingin memberikan self-reward spesial untuk diri sendiri. Contohnya, membeli sepatu yang sudah lama kamu incar, ponsel rilisan terbaru, dan sebagainya. Ini sebenarnya nggak masalah, tapi jika barang incaranmu membutuhkan anggaran yang cukup besar, lebih baik kamu menabung dulu.
Jangan salah, meskipun namanya self-reward, bukan berarti tanpa perencanaan keuangan. Self-reward juga nggak selalu harus dengan menghambur-hamburkan uang. Usahakan melakukan manajemen risiko secara disiplin seperti yang disebutkan di layer pertama. Jangan sampai kamu sudah punya investasi padahal belum memiliki asuransi dan tabungan. Itu sebabnya, jadwal bayar BPJS Kesehatan juga menjadi prioritas.
Bagaimana kalau kamu baru sadar kalau selama ini self-reward yang sering kamu lakukan itu salah? Ada beberapa cara untuk memperbaikinya.
Perhatikan cash flow dan ketersediaan dana darurat
Ingat kembali bahwa dana darurat yang diperlukan disesuaikan dengan statusmu saat ini. Jika kamu adalah lajang, dana daruratnya 3 kali pengeluaran selama satu bulan. Kalau sudah menikah tanpa anak, minimal punya dana darurat 6 kali dari biaya hidup sebulan. Sedangkan, kalau kamu sudah menikah dan punya anak, dana daruratnya 12 kali pengeluaran sebulan.
Utamakan membuat pos-pos pengeluaran wajib terlebih dulu selain dana darurat, tabungan, dan lainnya. Lalu, untuk nominal dana self-reward, lihat apakah ada pos yang bisa digunakan untuk self-reward.
Perhatikan kebutuhan dan prioritas
Sebelum melakukan sesuatu untuk self-reward, tanyakan pada diri sendiri, apa kamu layak mendapatkan self reward atas pekerjaan yang kamu lakukan.
Usahakan tidak terjebak pada konsep self-reward yang selama ini membuatmu boros. Pastikan lagi apakah self-reward benar-benar kamu butuhkan atau hanya untuk memenuhi gengsi dan pamer di media sosial. Lalu, pastikan juga kamu telah memenuhi pos-pos penting dalam perencanaan keuangan.
Sekarang sudah jelas bahwa self-reward boleh dilakukan setelah kamu mendahulukan keperluan wajib bulanan. Untungnya, aktivitas ini bisa kamu lakukan secara mobile hanya dari aplikasi. Oleh karena itu, disiplin bayar BPJS Kesehatan online agar bisa digunakan saat dibutuhkan.
Nggak perlu download aplikasi bayar BPJS Kesehatan khusus karena mobile banking kini praktis bisa kamu gunakan untuk membayar iurannya tiap bulan. Contohnya, aplikasi SimobiPlus dari Bank Sinarmas. Cukup gunakan SimobiPlus untuk atur cashflow dan anggaran self-reward.
Cara bayar BPJS Kesehatan dari SimobiPlus:
Selain praktis karena tak perlu antre, kamu juga bisa bayar iuran BPJS Kesehatan tepat waktu dengan mengaktifkan fitur autodebit. Asyiknya lagi, kamu juga bisa mendapatkan hadiah berupa cashback senilai Rp30 ribu dengan aktifkan fitur autodebit untuk bayar iuran BPJS Kesehatan. Promo cashback ini berlangsung hingga 30 Juni 2023.
Praktis kan cara bayar tagihan BPJS Kesehatan dari SimobiPlus? Kalau sudah bayar tagihan BPJS Kesehatan, barulah kamu bisa menabung dana yang tersisa untuk self-reward. Jangan terbalik.
Yuk, download SimobiPlus dan atur budget lebih baik!
© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.