Di era modern ini, bekerja keras seringkali dipandang sebagai sebuah keutamaan. Namun, ada kalanya semangat kerja yang tinggi berubah menjadi obsesi yang tidak sehat, yang dikenal dengan istilah workaholic. Seorang workaholic tidak hanya bekerja keras, tetapi mereka juga hidup untuk bekerja. Mereka terperangkap dalam siklus kerja yang tiada henti, mengabaikan aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan.
Lantas, apa saja ciri-ciri yang membedakan seorang workaholic dari pekerja keras biasa? Berikut adalah ciri-ciri utama yang dapat membantumu mengenali seorang workaholic.
1. Selalu Memikirkan Pekerjaan
Seseorang yang workaholic cenderung tidak bisa berhenti memikirkan pekerjaan, bahkan saat sedang libur atau bersantai dengan keluarga. Pikirannya selalu dipenuhi oleh tugas-tugas yang belum selesai, rencana kerja, atau strategi untuk meningkatkan produktivitas.
2. Sulit Beristirahat dan Menikmati Waktu Luang
Orang yang kecanduan bekerja sering merasa bersalah ketika tidak melakukan sesuatu yang produktif. Mereka sulit menikmati waktu luang karena merasa ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
3. Sering Melewatkan Waktu Bersama Keluarga dan Teman
Workaholic cenderung mengesampingkan hubungan sosial karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Mereka sering membatalkan janji, melewatkan momen penting, atau kurang terlibat dalam kehidupan orang-orang terdekatnya.
4. Merasa Cemas atau Gelisah Saat Tidak Bekerja
Rasa gelisah sering muncul ketika seseorang yang workaholic mencoba untuk beristirahat. Mereka merasa khawatir jika ada sesuatu yang tertunda atau merasa kurang produktif jika tidak bekerja.
5. Mudah Sakit
Kondisi fisik seorang workaholic sering kali terganggu karena kurangnya istirahat dan pola hidup yang tidak sehat. Mereka mungkin mengalami kelelahan, sakit kepala, atau bahkan penyakit serius akibat tekanan kerja yang berlebihan dan kurangnya perhatian terhadap kesehatan.
Baca juga artikel menarik lainnya: 4 Jenis Kontrak Kerja yang Wajib Dipahami Fresh Graduate
6. Menjadikan Kerja Sebagai Pelarian
Banyak workaholic menggunakan pekerjaan sebagai cara untuk menghindari perasaan negatif seperti kecemasan atau depresi. Alih-alih menghadapi masalah secara langsung, mereka lebih memilih untuk tenggelam dalam pekerjaan, yang hanya memberikan solusi sementara.
7. Bekerja di Luar Jam Kerja
Meskipun jam kerja telah berakhir, seorang workaholic tetap akan melanjutkan pekerjaannya di rumah atau bahkan di akhir pekan. Mereka selalu mencari alasan untuk tetap bekerja, bahkan dalam kondisi yang tidak mendesak.
8. Tidak Bisa Mendelegasikan Tugas
Orang yang kecanduan bekerja sering merasa bahwa hanya mereka yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Mereka memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dan orang lain. Mereka selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja, meskipun sudah sangat baik. Akibatnya, mereka enggan mendelegasikan tugas kepada rekan kerja, yang justru membuat mereka semakin terbebani.
9. Menyamakan Identitas Diri dengan Pekerjaan
Bagi seorang workaholic, pekerjaan bukan hanya sekadar tanggung jawab, tetapi menjadi bagian dari identitas diri mereka. Mereka sering merasa bahwa nilai diri mereka diukur berdasarkan seberapa banyak pekerjaan yang bisa mereka selesaikan.
10. Tidak Menyadari Kondisi Ini
Banyak orang yang terjebak dalam pola kerja berlebihan ini tidak menyadari bahwa mereka adalah seorang workaholic. Mereka cenderung menganggap diri mereka sebagai pekerja keras, dan sering memberikan alasan seperti ingin mendapatkan promosi atau pengakuan atas kerja keras mereka.
Dampak Negatif Menjadi Workaholic
Meskipun bekerja keras adalah hal yang baik, menjadi workaholic dapat berdampak buruk, baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Dampak buruk menjadi warkaholic adalah burnout.
Menurut Barbara Killinger, seorang psikolog yang menulis di Psychology Today, burnout disebut sebagai "Sindrom Workaholic Breakdown". Ia menjelaskan bahwa individu yang mengalami burnout sering kali meragukan diri sendiri karena kehilangan pemahaman terhadap perasaan mereka.
Secara psikologis, kondisi ini terjadi akibat terganggunya fungsi otak kiri dalam mengenali sensasi emosional, sehingga perasaan menjadi asing. Dalam keadaan normal, seseorang memiliki kemampuan untuk fokus pada tugas dan menyelesaikan masalah secara sistematis. Namun, saat mengalami burnout, kemampuan tersebut ikut menghilang.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal memiliki sebagian besar ciri-ciri di atas, ada baiknya mulai mempertimbangkan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dengan aspek lain dalam hidup. Ingatlah bahwa kesuksesan bukan hanya tentang seberapa keras kamu bekerja, tetapi juga bagaimana kamu bisa menikmati hidup dengan seimbang.
Bekerja keras memang penting, Jika tidak diimbangi dengan perencanaan finansial yang matang, hasil kerja kerasmu bisa terbuang percuma. Agar kerja kerasmu tetap bermakna, penting untuk mengelola keuangan dengan cerdas. Jangan biarkan seluruh penghasilan hanya habis untuk rutinitas tanpa perencanaan! Dengan Simas TARA dari Bank Sinarmas, kamu bisa menabung secara otomatis dengan setoran bulanan tetap dan menikmati bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
Bayangkan memiliki dana simpanan yang terus bertumbuh tanpa mengganggu cash flow bulanan kamu! Simas TARA membantu kamu mempersiapkan kebutuhan di masa depan, baik untuk liburan impian, dana darurat, atau investasi jangka panjang.
Jangan hanya bekerja keras, pastikan kamu juga menabung dengan cerdas! Mulai rencanakan keuangan kamu sekarang dengan Simas TARA. Klik di sini untuk info lengkap tentang Simas TARA dari Bank Sinarmas.
Date Create : 27/03/2025© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.