Dalam dunia akuntansi, istilah cost dan expense sering digunakan untuk menggambarkan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun keduanya berkaitan dengan transaksi keuangan, namun terdapat perbedaan mendasar yang perlu dipahami dalam untuk mengelola laporan keuangan secara efektif, lho.
Cost mengacu pada sejumlah uang atau sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan sesuatu, baik barang maupun jasa. Dalam akuntansi, cost biasanya berhubungan dengan pengeluaran yang besar dan hanya dilakukan satu kali, seperti pembelian aset atau barang yang memiliki nilai jangka panjang atau biaya pembelian mesin produksi, bahan baku, atau properti.
Secara umum, cost dapat diartikan sebagai pengeluaran yang berkaitan dengan investasi atau penciptaan nilai jangka panjang. Pengeluaran ini biasanya tidak langsung dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi, tetapi diakui sebagai aset yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Sebaliknya, expense adalah pengeluaran harian atau bulanan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh expense meliputi pembayaran listrik, gaji pegawai, biaya sewa ruang kerja, atau bahan baku yang telah digunakan dalam proses produksi. Expense ini berdampak langsung pada laporan laba rugi dan biasanya dikaitkan dengan periode tertentu, seperti bulan atau tahun tertentu.
Perbedaan Utama
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara cost dan expense:
1. Fokus Waktu:
Cost lebih fokus pada pengeluaran awal yang menghasilkan manfaat/sesuatu di masa depan.
Expense biasanya berkaitan dengan pengeluaran untuk operasi saat ini.
2. Pada Laporan Keuangan
Cost dicantumkan pada Neraca Umum, karena pengeluaran ini sifatnya bisa berupa prediksi pemakaian atau perkiraan untuk penggunaan di masa depan.
Expense dicantumkan pada Laporan Laba Rugi, karena pengeluaran tersebut sudah dilakukan dan digunakan dalam periode tertentu.
3. Sumber Dana
Cost berasal dari modal perusahaan, sehingga nilainya dapat meningkat dan berpotensi setara dengan aset lainnya dalam periode yang berkelanjutan.
Expense berasal dari pendapatan usaha yang sudah berjalan, tidak ada dalam periode akuntansi berikutnya dan biasanya mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan cost.
4. Manfaat
Cost berpengaruh terhadap besar pemasukan perusahaan
Expense lebih banyak memberikan manfaat pada sumber daya dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap kondisi keuangan perusahaan dibandingkan cost.
Baca artikel menarik lainnya : Perbedaan Cicilan Produktif dan Konsumtif yang Wajib Dipahami Milenial
Dalam praktiknya, cost dan expense saling berkaitan. Misalnya, sebuah perusahaan membeli mesin fotokopi senilai Rp500 juta (cost). Mesin tersebut diakui sebagai aset, tetapi seiring dengan penggunaannya, perusahaan mencatat penyusutan mesin sebagai expense setiap tahun. Dengan demikian, cost mesin secara bertahap berubah menjadi expense melalui depresiasi.
Cost dan expense tidak hanya terkait dengan perusahaan, tetapi juga dengan keuangan pribadi. Kehidupan pribadi bisa diibaratkan seperti sebuah perusahaan yang memerlukan kemampuan dalam pengelolaan, perencanaan, dan penyusunan laporan keuangan pribadi agar tidak menghadapi defisit atau masalah finansial.
Agar lebih jelas dalam memahami perbedaan antara keduanya dalam kehidupan sehari-hari, perumpamaan berikut bisa digunakan. Mari kita buat sebuah contoh sederhana dari pembukuan cost dan expense untuk seorang individu bernama Andi yang sedang mencoba mengelola keuangannya dengan lebih baik.
Data Bulanan Andi:
Pendapatan Bulanan: Rp5.000.000
Cost (Biaya yang Dikeluarkan):
Biaya Sewa Rumah: Rp1.500.000
Biaya Listrik dan Air: Rp500.000
Biaya Transportasi (BBM dan Transportasi Umum): Rp300.000
Biaya Makanan: Rp800.000
Biaya Internet: Rp300.000
Biaya Kesehatan (Asuransi dan Obat): Rp200.000
Total Cost: Rp3.100.000
Expense (Pengeluaran Rutin Bulanan):
Belanja bulanan (Kebutuhan bahan pokok): Rp 1.000.000
Hiburan (Nonton Film, Makan di Luar): Rp 500.000
Tabungan: Rp 400.000
Pengeluaran Tak Terduga (Perbaikan Kendaraan, dll): Rp 300.000
Total Expense: Rp 2.200.000
Setelah mencatat semua biaya dan pengeluaran, Andi dapat merangkum keuangannya sebagai berikut:
Total Pendapatan: Rp 5.000.000
Total Cost: Rp3.100.000
Total Expense: Rp2.200.000
Sisa Uang setelah Pengeluaran: Rp 5.000.000 - (Rp 3.100.000 + Rp 2.200.000) = Rp -300.000
Baca juga artikel menarik lainnya : Wajib Tahu! Ini Akibatnya kalau Kamu Nunggak Pembayaran Listrik
Dari pembukuan di atas, Andi menyadari bahwa ia menghabiskan lebih dari pendapatannya. Ini adalah sinyal penting bahwa ia perlu memperbaiki pengelolaan keuangannya, mungkin dengan mengurangi pengeluaran di kategori hiburan atau mencari cara lain untuk meningkatkan pendapatan.
Mengelola keuangan pribadi sangat penting untuk menghindari masalah finansial akibat pengeluaran yang tidak terkontrol. Kehadiran perbankan digital seperti SimobiPlus dari Bank Sinarmas dapat mempermudah kamu dalam memantau aliran uang pribadimu, sehingga pengelolaan keuangan bisa lebih teratur. Dengan demikian, kamu dapat mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
SimobiPlus Bank Sinarmas memiliki berbagai keunggulan, aman dan mudah digunakan dalam satu genggaman, memberikan solusi cerdas untuk mengelola keuangan tanpa kesulitan dengan cara yang praktis untuk mengatur rekening dan investasi keuangan lainnya.
SimobiPlus Bank Sinarmas hadir memberi banyak kemudahan untuk kamu dalam mengelola keuangan pribadi sehingga kamu tidak perlu takut mengalami persoalan finansial. Nah, Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang produk dan layanan digital banking dari Bank Sinarmas, kamu bisa download aplikasi SimobiPlus yang tersedia di App Store dan Play Store sekarang juga!
Date Create : 28/11/2024© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.