Nilai tukar mata uang suatu negara biasanya diukur dengan membandingkannya pada mata uang global. Saat ini, Dolar Amerika Serikat (USD) adalah yang paling banyak digunakan sebagai acuan.
Ada beberapa alasan kenapa USD jadi patokan, salah satunya karena nilainya yang stabil, kuat, dan ekonominya besar. Selain itu, USD sering dipakai dalam transaksi internasional.
Rupiah, sebagai mata uang Indonesia, juga dibandingkan dengan dolar. Kurs rupiah terhadap dolar bisa menjadi tolok ukur kekuatan ekonomi Indonesia.
Dalam dunia perdagangan, nilai tukar rupiah bisa bergerak naik atau turun tergantung pada sejumlah faktor. Belakangan ini, rupiah diketahui mengalami pelemahan.
Contohnya, pada hari Jumat (23/8/2024), kurs rupiah terhadap USD mengalami penurunan sebesar 45 poin, atau sekitar 0,29%. Hal ini membuat nilai tukar rupiah berada di level Rp15.645 per USD, turun dari posisi sebelumnya yaitu Rp15.600 per USD.
Fluktuasi nilai rupiah ini bukan hal baru. Seperti halnya pasar, pergerakan nilai rupiah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik, baik di dalam negeri maupun secara global.
Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa rupiah bisa melemah.
Inflasi dan Utang Pemerintah
Tingkat inflasi memiliki dampak langsung terhadap kekuatan rupiah. Inflasi yang rendah biasanya membuat rupiah lebih kuat, sementara inflasi tinggi dapat memperlemah rupiah. Selain itu, kondisi utang pemerintah juga memengaruhi nilai tukar. Jika pemerintah kesulitan mendapatkan pendanaan dari luar negeri, hal ini dapat memicu inflasi dan mendorong pelemahan rupiah.
Suku Bunga
Suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral bertujuan untuk menjaga inflasi dan stabilitas ekonomi.
Keterkaitan antara nilai tukar, suku bunga, dan inflasi sangat erat. Umumnya, kenaikan suku bunga dapat memperkuat rupiah, sedangkan penurunan suku bunga bisa membuat rupiah melemah.
Kenaikan Suku Bunga di AS
Ketika Federal Reserve (bank sentral AS) menaikkan suku bunganya, hal ini menarik minat investor untuk mengalihkan dananya ke aset yang berbasis dolar AS, seperti obligasi negara.
Langkah ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi akibat suku bunga yang naik, dan pada akhirnya menyebabkan aliran dana keluar dari Indonesia, yang berdampak pada pelemahan rupiah.
Situasi Politik
Kondisi politik di dalam negeri juga memengaruhi nilai rupiah. Stabilitas politik dapat meningkatkan kepercayaan investor, sehingga nilai rupiah menguat.
Namun, ketidakpastian politik, seperti masa pemilu atau konflik hukum, dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modal di Indonesia, yang berakibat pada melemahnya rupiah.
Ekonomi Global
Gejolak ekonomi global, seperti perang dagang, krisis keuangan, atau turunnya harga komoditas andalan Indonesia seperti minyak dan batu bara, bisa menyebabkan berkurangnya permintaan terhadap rupiah, yang kemudian berdampak pada depresiasi nilai mata uang.
Dampak Melemahnya Rupiah
Perubahan nilai tukar mata uang, baik menguat maupun melemah, akan mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Ketika rupiah melemah, beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Kenaikan Inflasi
Pelemahan rupiah dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal. Kenaikan harga ini terutama terjadi pada kebutuhan pokok dan energi, yang pada akhirnya mendorong inflasi di dalam negeri.
Inflasi ini akan mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpendapatan tetap.
Meningkatnya Beban Utang Pemerintah
Pemerintah dan perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing akan menghadapi peningkatan beban pembayaran. Ketika rupiah melemah, jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk membayar utang dalam dolar atau mata uang asing lainnya akan bertambah, membebani anggaran dan kas.
Memburuknya Defisit Transaksi Berjalan
Jika pelemahan rupiah tidak diiringi dengan peningkatan ekspor, defisit transaksi berjalan akan memburuk. Biaya impor yang lebih tinggi bisa melampaui pendapatan dari ekspor, sehingga memperlebar defisit. Defisit yang besar ini akan memberi tekanan tambahan pada rupiah.
Ketidakpastian Ekonomi
Pelemahan rupiah yang berkepanjangan dapat menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan menurunkan tingkat kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional. Ketidakpastian ini dapat berdampak negatif pada investasi, baik investasi langsung maupun portofolio, dan pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Apa yang Harus Dilakukan?
Saat rupiah melemah, penting bagi masyarakat untuk bersiap dan mengambil langkah guna melindungi keuangan serta meminimalkan dampak buruknya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
Kelola Anggaran dengan Baik
Ketika rupiah melemah, harga barang, terutama yang diimpor, cenderung naik. Karena itu, kamu perlu lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.
Fokuskan dana untuk kebutuhan utama dan kurangi belanja yang tidak mendesak. Membuat anggaran bulanan yang ketat bisa membantu menghindari pengeluaran berlebihan.
Diversifikasi Investasi
Fluktuasi nilai tukar bisa memengaruhi aset berbasis rupiah. Jika kamu memiliki simpanan atau investasi, ada baiknya mempertimbangkan diversifikasi portofolio.
Salah satu cara adalah dengan menyimpan sebagian aset dalam mata uang asing atau berinvestasi di aset yang lebih stabil, seperti emas atau obligasi berbasis mata uang asing.
Perkuat Dana Darurat
Ketidakpastian ekonomi akibat pelemahan rupiah dapat memengaruhi stabilitas pekerjaan dan pendapatan.
Oleh karena itu, memperkuat dana darurat sangat penting. Kamu bisa meningkatkan jumlah tabungan atau mengurangi utang yang tidak mendesak untuk menghadapi situasi darurat.
Ingat, kejadian tak terduga bisa muncul kapan saja. Mulailah menabung dana darurat sekarang demi masa depan yang lebih aman dengan Simas TARA.
Tabungan Bank Sinarmas ini memiliki fitur autodebit yang memudahkan kamu menabung otomatis setiap bulan. Kamu bisa menabung lebih disiplin dan nikmati berbagai keuntungan Simas TARA:
Menabung mulai Rp100 ribu
Bunga kompetitif
Fleksibel, bebas Bebas atur target, & jangka waktu yang panjang
Keamanan finansial
Masih banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan., Yuk buka Simas TARA sekarang via SimobiPlus! Info lengkap, klik di sini!
Date Create : 01/10/2024© 2018 PT. Bank Sinarmas Tbk.